TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah dilakukan uji coba selama lima hari, Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat menetapkan pengalihan arus lalu lintas di persimpangan Cengkareng, Jakarta Barat dilakukan secara permanen.
Hal ini dilakukan karena rekayasa lalu lintas itu dianggap dapat mengurai kemacetan saat pagi sampai siang hari.
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat, Anggiat Banjar Nahor menjelaskan mulai permanennya arus lalu lintas di persimpangan Cengkareng sejak Selasa (17/5/2017).
Menurutnya, pengalihan arus lalu lintas di persimpangan Cengkareng tersebut dinilai efektif untuk mengurai kemacetan.
"Berdasarkan hasil rapat kemarin, pengalihan arus lalu lintas di persimpangan Cengkareng dipatenkan," kata Anggiat Banjar Nahor di Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (17/5/2017).
Beberapa langkah dilakukan Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat untuk mengurai kemacetan di persimpangan Cengkareng.
Seperti penutupan pintu tol Rawa Buaya hingga pukul 12.00.
Sedangkan kendaraan besar yaitu truk dari arah Kapuk menuju Rawa Buaya diarahkan untuk melewati fly over.
"Pintu keluar tol Rawa Buaya kita tutup karena memang kepadatan kendaraan dari lokasi itu," ucapnya.
"Belum lagi di putaran atau u-turn banyak pak Ogah. Jadi mengutamakan yang bayar seperti pintu keluar tol," kata dia.
Pengalihan arus lalu lintas sesuai dengan yang telah diujicoba. Kendaraan dari arah Kalideres kini dapat berbelok ke arah Rawa Buaya atau Kembangan.
Kemudian dari arah Rawa Buaya atau Kembangan yang hendak ke Grogol atau Kapuk harus belok kiri dan berputar balik di u-turn Kompleks Imigrasi.
Sedangkan dari arah Kapuk yang hendak menuju Rawa Buaya atau Kembangan harus naik fly over, dan bisa putar balik di u-turn Rawa Buaya, jika hendak ke Kalideres.
"Pengalihan arus lalu lintas sama, hanya perbedaannya pintu keluar tol Rawa Buaya akan ditutup dan kendaraan besar dari arah kapuk harus naik Fly over. Pengalihan mulai pukul 06.00 hingga 12.00," katanya.