TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang sopir angkot 01 tujuan Senen - Kampung Melayu, Mar (40) menceritakan soal seorang wanita berumur 40 tahun, mengalami patah pada pergelangan kakinya akibat panik saat terjadi ledakan.
"Saya sama teman saya si Ahmad (30) ketika itu baru saja selesai narik, mau parkirin mobil angkot saya di Terminal Kampung Melayu. Di saat saya mau sampai, suasana di Terminal itu ramai. Macet pula. Setelah saya parkirin itu mobil saya, saya nanya ke teman saya kenapa terminal ramai kerumunan warga. Nah teman saya bilang ada bom. Saya kaget, dan sempat enggak percaya. Enggak lama ada pria datang minta tolong ke saya," kata Mar, Rabu (24/5/2017).
Mar yang kala itu ingin beristirahat kaget ketika pria yang panik meminta tolong datang sambil membopong sang istri yang mengalami patah tulang di bagian kanan pergelangan kakinya.
"Jadi, itu bapak-bapak bawa istrinya. Semenit juga belum ada saya istirahat mas, bapak itu minta tolong antarkan istrinya ke seorang dukun patah tulang Fatahillah di Taman Kota. Bapak dan ibu itu, suami istri tinggal di Roxy. Bapak itu bilang begini 'Tolong Pak, istri saya kakinya patah abis lompat dari halte. Ini panik istri saya karena bom Pak. Tolong antarkan ke dukun patah tulang Pak' Saya dan teman saya ya mau enggak mau bantuin," paparnya.
Selama perjalanan ke dukun patah tulang, Mar mendapat cerita menegangkan dari pasangan suami istri tersebut.
Mar mengaku jika pasutri itu berada di Halte Bus Transjakarta, sebelum ledakan bom terjadi.
"Itu bapak dan istrinya, katanya mau ke Grogol naik Bus Transjakarta. Lagi nunggu bus tiba di halte, bapak dan ibu itu kaget dan panik ketika denger bom. Katanya sampai terpental. Ketika bangun, eh ledakan kedua muncul," tuturnya.
"Pasutri ini, kepanikan. Di dalam halte, pada berdesakkan keluar para calon itu penumpang, termasuk si bapak dan ibu ini. Mereka panik karena dalam halte kaca pada pecah, melompat keluar lah si bapak dan ibu ini," paparnya.
"Ketika lompat, pergelangan kaki si ibu ini pun patah. Kan tinggi itu haltenya kalau mau turun ke bawah. Bapak itu bilang ke saya juga, kalau saat kejadian, pada panik calon penumpang di halte bus transjakarta itu. Saking paniknya ya, itu semua orang di halte ada sampai kepental, melompat ke luar halte, sampai ada juga yang lari berjatuh-jatuhan. Ya begitu si ceritanya si bapak dan ibu yang saya anterin itu," ujarnya.
Penulis: Panji Baskhara Ramadhan, Warta Kota