TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Status akun jejaring sosial Facebook milik seorang santri asuhan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mendadak viral di dunia maya.
Dalam statusnya, pria bernama Syaiful Arif tersebut mengisahkan persamuhannya dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat menjenguknya di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/6/2017).
Saat bertemu Ahok, Syaiful berkisah mantan Bupati Belitung tersebut kaget ketika yang mengunjunginya adalah santri Gus Dur.
Seperti diketahui, Ahok dan kiai besar Nahdlatul Ulama tersebut memiliki hubungan yang sangat dekat.
Dengan bercanda, Ahok pun mengatakan ke Syaiful bahwa dirinya bisa berakhir di tahanan lantaran menirukan ucapan Gus Dur.
"Apalagi ketika saya bilang saya santri Gus Dur. Dengan bercanda dia bilang, "Itu gara-gara saya niru ucapan Gus Dur, saya jadi tinggal di sini.."," demikian dicuplik dari status yang diunggah Syaiful Arif.
"Ahok hanya tirukan ucapan Gus Dur agar jangan percaya dengan orang yang pakai al-Maidah: 51 untuk sudutkan lawan politik non-muslim," demikian pula cuplikan status Syaiful.
Status tersebut kemudian viral di dunia maya dan memancing beragam komentar dari netizen.
Untuk menghindari kesalahpahaman terkait status tersebut, Syaiful pun memberikan klarifikasi.
Saat bertemu di tahanan, Syaiful menekankan bahwa Ahok meniru ucapan Gus Dur dalam kapasitas bercanda dan tidak menyalahkan Gus Dur.
Dan, ucapan Ahok yang disampaikan di Kepulauan Seribu tersebut juga telah ditulis di bukunya, 'Mengubah Indonesia.'
"Ahok sebut tiru ucapan Gus Dur soal al-Maidah: 51 dalam rangka bercanda. Beliau tidak dalam kapasitas menyalahkan GD. Dan ucapan Ahok yang dipidatokan di Pulau Seribu itu juga telah ditulis di bukunya, Mengubah Indonesia," kata Syaiful kepada Tribunnews, Jumat (9/6/2017).
Tak hanya itu, imbuh Syaiful, keterangan bahwa Ahok meniru ucapan Gus Dur ini juga disampaikan ke keluarga Gus Dur hingga membuat pihak keluarga terharu.
"Ucapan Gus Dur tentang Al Maidah: 51 tidak dalam rangka mendeskriditkan surat tersebut, tetapi kritik atas politisasi yang dilakukan atas ayat ini," kata alumni Pesantren Ciganjur tersebut.