Dia tinggal di tempat tersebut selama 10 tahun terakhir. Dia tidak pernah membuat masalah di lingkungan tempat tinggalnya.
"Dia dan keluarga baik-baik saja di sini, sopan. Dia baik sama masyarakat, jangan dikucilkan. Kami sebagai warga memberi dukungan kepadanya dan keluarga agar bisa melewati musibah ini. Sama masyarakat tidak ada masalah. Saya cukup terkejut," ujar Ketua RT, Muhammad Syarif.
Walaupun sudah mengontrak selama 10 tahun, namun warga tidak ada yang mengetahui profesi Edwin. Warga baru mengetahui pekerjaan Edwin, setelah peristiwa penangkapan.
"Saya tahu karyawan swasta. Tidak punya waktu berangkat atau pulang kerja tetap. Saya baru tahu informasi beliau penagih utang sewaktu menonton berita di televisi," tambahnya.
Setelah menusuk Hermansyah, para pelaku melarikan diri karena panik. Mereka meninggalkan Hermansyah bersama dengan istrinya.
Dalam rombongan itu, mereka membawa seorang wanita, Sisca, dari tempat hiburan di Jakarta Pusat. Lalu, Sisca diturunkan di Jalan Margonda, Depok.
Sedangkan, para pelaku melarikan diri hingga ke Bandung untuk mengamankan diri. Bahkan, mereka sempat menginap.
Tidak hanya itu, pelaku juga menukar mobil yang dipakai sebagai upaya menghilangkan jejak. Hingga, akhirnya para pelaku diamankan di tempat terpisah.
Pukul dan Jambak
Para pelaku tidak hanya menganiaya Hermansyah. Temuan polisi, Irina, istri pakar telematika, Hermansyah sempat melakukan perlawanan terhadap para pengeroyok suaminya. Namun, dia tak sempat turun dari mobilnya.
"Istrinya sempat mukul pelaku menggunakan payung pas kejadian," ujar Iriawan.
Iriawan menambahkan, lantaran sempat melakukan perlawanan Irina sangat hafal dengan ciri-ciri para pelaku. Atas informasi dari Irina polisi dapat menangkap pengeroyok Hermansyah.
"Istri korban ini sempat memukul beberapa kali (ke pelaku), makanya dia hafal sekali dengan wajah pelaku," ucap dia.
Penjelasan Iriawan diamini Edwin. Edwin pun mengaku telah menganiaya Irina.
"Ya, saya yang pukul dan jambak," kata Edwin. (gle)