TRIBUNNEWS.COM, DEPOK -- Puluhan warga yang menolak dan meminta ujicoba sistem satu arah (SSA) di Jalan Dewi Sartika, Jalan Nusantara dan Jalan Arif Rahman Hakim (pukul 15.00-22.00) dibatalkan, menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota Depok.
Mereka menggelar orasi sambil membawa spanduk di depan Gerbang Balai Kota Depok.
Puluhan petugas Satpol PP Depok serta polisi tampak berjaga-jaga.
Baca: Pemuda Ini Nekat Curi Handphone Polisi yang Sedang Tidur
"Kami atas nama warga di sekitar jalur SSA sudah kirim surat resmi ke Wali Kota dan Dishub, untuk menghentikan atau membatalkan SSA. Namun tak juga ditanggapi dan SSA terus dilakukan. Karenanya kami demo ke Balai Kota," kata Ahmad, salah seorang warga, Rabu (30/8/2017).
Sejumlah perwakilan warga yang berunjuk rasa sudah diperkenankan menemui pihak terkait terutama Dishub Depok di aula Balai Kota Depok.
Seperti diketahui dalam tiga hari terakhir, puluhan warga Kelurahan Depok Jaya di sekitar jalur SSA, kerap berunjuk rasa dengan berkumpul dan membentangkan spanduk di sisi jalur SSA.
Baca: Fadli Zon: Saya Ingin Kritik Presiden Berkali-kali Kumpulkan Buzzer Politik di Istana
Hal itu kembali terjadi Rabu (30/8/2017) sore di Jalan Nusantara dan Jalan Arif Rahman Hakim.
Aksi warga terbilang tertib dan tidak mengganggu lalu lintas.
Selain berorasi yang intinya meminta SSA dibatalkan, warga menilai SSA menyulitkan aktifitas warga selain membuat ruas jalan menjadi rawan kecelakaan.
Warga juga menilai SSA tidak mengurai kemacetan dan hanya memindahkannya saja ke jalan lingkungan di sekitarnya.
"Mau kemana-mana jadi susah karena SSA. Kasihan kami rakyat kecil, yang harus mengeluarkan uang lebih karena harus memutar jika mesti kemana-mana," kata Yono warga Depok Jaya, Rabu (30/8/2017).
Toro, perwakilan Ketua Forum RW dan LPM Kelurahan Depok Jaya, mengatakan unjuk rasa dalam beberapa hari ini dilakukan agar Pemerintah Kota Depok umembatalkan kebijakan baru Sistem Satu Arah (SSA).
“Kami menolak penerapan SSA, dan meminta ujicoba dihentikan atau dibatalkan," katanya.
Menurut Toro, SSA membuat kemacetan berpindah ke jalan lingkungan atau permukiman warga di sekitar jalur SSA.
"Jadi ada kemacetan baru di jalan permukiman warga. Jelas ini mengganggu kenyamanan kami," katanya.
Karenanya kata dia beberapa permukiman terutama di Perumnas Depok Satu sempat melakukan aksi tutup portal jalan di sejumlah titik pintu masuk area perumahan warga, yang dilintasi kendaraan akibat dampak SSA.
"Ini terpaksa kami tutup, karena timbul titik kemacetan baru di wilayah perumahan kami akibat SSA," katanya.
Menurutnya Pemkot Depok dapat mengambil solusi lain seperti rencana percepatan pembangunan Fly Over atau Underpass di jalan Dewi Sartika untuk mengurai kemacetan.
"Kebijakan SSA yang diambil Pemkot Depok lebih banyak mudharatnya dibandingkan manfaatnya," kata dia.
Diantaranya, selain menimbulkan kemacetan baru di titik lingkungan perumahan warga, juga meningkatnya korban kecelakaan di jalur SSA.
"Belum lagi dampak kerugian ekonomi pedagang serta warga yang antar jemput anak sekolah do Jalan Nusantara, harus memutar jauh ke Jalan Margonda dan Jalan Dewi Sartika," kata Toro.
Wali Kota Depok M Idris Abdul Shomad mengaku saat ini pertimbangan untuk memutuskan apakah ujicoba SSA dihentikan atau dilanjutkan masih terus dievaluasi pihaknya.
"Masih dipertimbangkan dalam evaluasi pihak terkait untuk menentukan apakah SSA dihentikan atau dilanjutkan," kata Idris.
Menurutnya apapun keputusan yang akan dibuat nantinya sudah mempertimbangkan kemaslahatan dan kepentingan masyarakat yang lebih luas dan bukan sepihak saja.
"Ini semua kita lakukan dan ujicoba demi kepentingan bersama," katanya.(Budi Sam Law Malau)
Artikel ini telah tayang Warta Kota dengan judul: Puluhan Warga yang Unjuk Rasa Tolak SSA, Geruduk Balai Kota Depok