Berbeda dengan gedung yang dicat berwarna hijau dan putih, area lobi didominasi warna gelap.
Lantai berbahan keramik tetap menggunakan desain berbentuk bintang persegi delapan.
Di lantai ini terdapat sejumlah meja dan sofa tunggu layaknya hotel pada umunnya.
Di lantai ini juga disediakan ruang makan dengan kursi dan meja yang tersusun rapi.
Karena masih digunakan sebagai balai diklat, tak terlihat meja resepsionis layaknya hotel pada umumnya. Hotel ini menyediakan dua lift di tiap lantainya.
Naik ke lantai dua menggunakan tangga, pandangan langsung tertuju terhadap sejumlah kerusakan atap hotel.
Tepat berada di atas tangga, terdapat bagian atap hotel yang bolong yang memperlihatkan rangka besi penyangga.
Warna di sekitar atap yang rusak juga terlihat gelap dan kotor akibat rembesan air. Di lantai ini juga terdapat ruang makan.
Kompas.com mencoba menengok salah satu kamar hotel yang ada di lantai 10. Di dalam kamar hotel nomor 1014 yang Kompas.com masuki, terlihat ukuran kamar yang cukup luas.
Diperkirakan ukuran kamar 7x7 meter atau mampu memuat sebanyak tiga tempat tidur. Namun, di dalam kamar ini belum terisi satupun tempat tidur, televisi, dan hanya ada dua buah sofa.
Di dalam kamar terdapat sebuah kamar mandi dengan cermin berukuran lebar, wastafel, kloset duduk, serta shower.
Paimun mengatakan, hampir di setiap lantai diisi 23 kamar. Rata-rata kamar dibuat untuk bisa memuat tiga tempat tidur.
Hal ini, kata Paimun dilakukan agar tiap kamar bisa menampung lebih banyak pengunjung yang diprediksi datang secara berkelompok.
Naik ke lantai 11, terdapat dua kolam renang berukuran sekitar 11x6 meter.