Waktu banjir, banjir hampir seleher menggenangi dalam rumahnya.
Hal itu yang membuat kakek dan nenek ini terjebak didalam rumah.
"Air itu sudah sampai leher saya. Lalu saya bilang ke bapak 'pak, gimana ini kita bisa keluar pak? Airnya deras sekali'. Bapak sempat bilang 'yaudah kita didalam rumah saya',"
"Saat itu, saya pikir tidak mungkin, karena air semakin lama semakin tinggi. 'Mau sampai kapan pak dirumah dalam kondisi banjir' tanya saya ke bapak waktu itu,"
Maisaroh mengatakan saat itu ia dan sang sang suami tidak bisa keluar rumah karena aliran air begitu deras akibat tanggul jebol.
"Waktu itu tidak bisa keluar rumah karena airnya deras sekali. Nenek sama Kakek gini bisa-bisa keseret arus air," kata Maisaroh.
Karena merasa terjebak dan diliputi tasa panik, Nenek Maisaroh berusaha berteriak minta tolong ke warga sekitar.
Namun, hal tersebut sia-sia lantaran tetangga sekitar rumahnya sudah lebih dulu meninggalkan rumah karena banjir.
"Saya panik saat ini, teriak-teriak minta tolong engga ada yang nolongin, soalnya kan pada lari semua pada ngungsi," ucapnya.
Tak tinggal diam, nenek Maisaroh berusaha keluar rumahnya dengan memecahkan kaca dibagian belakang rumahnya.
Kaca jendela berukuran 100x70 cm tersebut tepat berada di dalam kamar mandi miliknya.
"Nenek waktu itu bingung mau keluar lewat mana. Cuman inget ada kaca di kamar mandi yang tembus ke belakang rumah. Lalu, Nenek ambil kursi dan memecahkan kaca kamar mandi."
"Disitu nenek teriak-teriak minta tolong. Untung ada beberapa warga ada yang mendengar dan mengambil tangga. Lalu nenek turun menerobos jendela dan tutun lewat tangga," ucap Maisaroh sembari mengusap keringatnya.
Kejadian tersebut, kata Maisarih tetap sebelum azan magrib berkumandang di wilayah rumahnya.