TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta mengadakan ‘workshop’ dengan tema ‘Underground Government Study: MRT Jakarta’ di Balai Agung Balaikota Jakarta, Rabu (6/12/2017).
Workshop tersebut menghadirkan Menteri Agraria dan Tata Ruang RI Sofyan Djalil, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri Sumarsono, Direktur Utama PT MRT (Mass Rapid Transit) Jakarta William P Sabandar, dan Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno.
Dalam sambutannya Sandiaga Uno mengatakan workshop ini diadakan dengan tujuan untuk menemukan aspek keuntungan di bidang ekonomi dan sosial jika konsep kota bawah tanah jadi diterapkan di ibukota.
Sandiaga berharap jika rencana itu jadi direalisasikan akan menyerap banyak tenaga kerja.
“MRT ini sudah ‘on track’ dan ‘on schedule’ serta sebelum Maret 2018 kita harapkan bisa beroperasi penuh untuk fase pertama. Keberadaan MRT ini bisa diperluas dengan pembuatan kota bawah tanah yang bisa menyatukan warga Jakarta dan menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan ruang bawah tanah,” ujarnya.
Baca: MRT Jadi Sarana Perbaikan Budaya Transportasi Warga Jakarta
Untuk mewujudkan itu, Sandiaga Uno meminta pihak-pihak terkait agar berpihak pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam pembangunan kota bawah tanah tersebut.
Sandiaga Uno juga berharap semua hal yang berada di permukaan tanah di Jakarta saat ini nantinya bisa berintegrasi dengan kota bawah tanah.
“Kami harap gedung-gedung dan segala moda transportasi bisa terintegrasi dengan kota bawah tanah tersebut dengan konsep TOD (Transit Oriented Development). Aspek kesehatan juga harus diperhatikan dalam perencanaannya.”
“Workshop ini harus ada hasil dan ‘follow up’-nya,” tegas Sandiaga Uno.