Berdasarkan keterangan dokter, lansia itu menderita diabetes akut tapi masih bisa berkomunikasi.
"Menurut info yang kami dapat, lansia itu mempunyai tiga orang anak. Satu orang di Kelurahan Duri Utara itu, seorang di Depok dan seorang lagi tempat tinggalnya jauh," ungkap Amir.
Biasanya lansia itu tinggal bersama anaknya di Depok.
Kemudian ia mau ke rumah anak yang satu lagi di Duri Utara, tapi anaknya menolak dan tidak mengakuinya sebagai orangtua.
Alasannya Udjan dinilai menyebalkan dan membuat malu anaknya karena sering membuat resah dan mengganggu orang lain.
Petugas juga menemukan secarik kertas pernyataan yang ditengarai ditulis langsung anak kandungnya yang bernama Sumarno Susanto.
Dalam surat yang ditandatangani secara sepihak itu, Sumarno menyatakan bahwa dirinya sudah tak memiliki hubungan dengan Udjan sejak tahun 2012.
Sebab itu, ia merasa tak lagi memiliki tanggung jawab sebagai seorang anak.
Surat itu ditandatangani di atas materai dan dibubuhi cap Ketua RT 007/06 beserta Ketua RW 06 Kelurahan Duri Utara.
Sementara itu, Togi Asman Sinaga, Direktur Utama RS Tarakan mengatakan saat ini Udjan sudah mendapatkan pertolongan medis yang baik di dalam rumah sakit.
"Kalau sudah masuk perawatan kan berarti sudah dalam tindakan. Karena masih beberapa hari, berarti masih dalam perawatan penanggung jawabnya," kata Togi.
Penulis: Rangga Baskoro
Berita ini sudah dimuat di wartakotalive.com dengan judul: Udjan Ditemukan Telantar dan Sebatang Kara di Atas Got karena Tak Diakui Anaknya