TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mulai diberlakukannya lokasi para Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk berdagang di jalur depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat siang (22/12/2017), membuat sebagian warga kesal.
Sebagian yang merupakan pengendara roda dua itu mengeluhkan harus memutar jalan lebih jauh dan membuat mereka 'tetap' terkena macet.
Dina (27) seorang pengendara motor mengaku dirinya harus melewati ruas jalan lainnya untuk bisa ke Pasar Tanah Abang.
Dan itu membuatnya harus menghabiskan waktu lebih lama.
"Ini kenapa diputer begini sih jalanan, saya harusnya tinggal lewat depan stasiun, jadi mesti muter lagi," ujarnya saat harus memutar kendaraannya menjauhi kawasan Jatibaru, Jakarta Pusat.
Sedangkan seorang ibu yang merupakan PKL di Tanah Abang, mengaku senang lantaran bisa membuka lapak tanpa harus diganggu Satpol PP.
Baca: TGUPP Didukung Atau Tidak oleh Kemendagri, Anies: Kita Bisa Survive
"Syukur saya udah nggak dikejar lagi, nggak diomelin lagi, sekarang dagangnya enak," kata pedagang tersebut.
Hari ini memang Pemprov DKI mulai memberlakukan penutupan jalur yang ada tepat di depan Stasiun Tanah Abang, untuk kendaraan bermotor.
Jalan yang disterilkan tersebut dibagi menjadi dua dan dipisahkan separator.
Lajur yang berada tepat di depan stasiun, diperuntukkan untuk Bus Transjakarta yang memang menjadi satu-satunya transportasi yang bisa digunakan masyarakat untuk mencapai lokasi itu.
Karena bus tersebut sengaja dioperasikan sebagai moda transportasi yang memudahkan masyarakat yang ingin mengunjungi pasar maupun stasiun.
Sedangkan lajur sebelahnya, merupakan lokasi yang disediakan Pemprov DKI sebagai solusi bagi para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang telah terdaftar, untuk bisa menggelar lapaknya khusus di lokasi itu.
Dengan diberlakukannya solusi jangka pendek tersebut, para PKL sudah tidak diperbolehkan untuk berdagang di trotoar pasar.
Sehingga para pejalan kaki pun kembali mendapatkan hak mereka.
Gubernur DKI Anies Baswedan juga telah meninjau pemberlakuan solusi jangka pendek tersebut siang tadi.