Laporan Wartawan Wartakota, Ahmad Sabran
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pengendara sepeda motor mengeluhkan pengaturan parkir di Jalan Haji Agus Salim atau yang biasa disebut Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Pasalnya, pengendara harus dua kali bayar parkir di lokasi tersebut.
Salah satu pengendara, Dodi mengatakan, dirinya parkir di depan Kopi Oey, sebuah restoran di ujung Jalan Sabang.
"Saya parkir, langsung dimintain duitnya, itu kan nggak seperti biasanya, diminta Rp 2.000 oleh pria berseragam biru," ujarnya, Senin (8/1/2018).
Ia juga diberikan tiket parkir dengan tulisan Rp 2.000 untuk sekali parkir.
Dikatakan Dodi, setelah beberapa lama di kawasan Sabang, ia pun hendak pulang. Kali ini seorang pria, berpakaian biasa membantu mengeluarkan sepeda motor Dodi, dengan kembali meminta uang parkir.
"Saya bilang tadi sudah bayar, eh tetap diminta, gayanya memaksa, seperti preman, daripada berdebat lama, saya kasih saja Rp 2.000 lagi," ujarnya.
Sementara pria berbaju biru petugas parkir sudah tidak ada di lokasi tersebut. Ia menduga ada skenario yang sengaja dilakukan para juru parkir di kawasan Sabang tersebut.
Karyawan swasta ini mengeluhkan kondisi parkir di kawasan wisata kuliner ibukota itu. "Dulu zaman pak Ahok pakai mesin meter parkir, eh sekarang preman parkir," katanya.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Wartakota, dengan judul: Zaman Ahok Parkir di Sabang Pakai Meter, Sekarang Diduga Dikelola Preman