TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melantik Rustam Effendi sebagai Kepala Biro Administrasi Sekretariat Daerah DKI Jakarta.
Dia kembali menduduki jabatan struktural setelah mengundurkan diri dari jabatan Wali Kota Jakarta Utara pada masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok).
Rustam bercerita, saat itu dia mengundurkan diri bukan karena memusuhi Ahok.
"Saya tidak pernah memusuhi Ahok lho, cuma saya enggak mau gabung dengan Ahok, begitu saja. Saya enggak pernah musuh sama Ahok," ujar Rustam seusai pelantikan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Baca: Pernah Bermasalah dengan Ahok, Ini Alasan Anies Angkat Rustam Effendi Jadi Pejabat Pemprov DKI
Rustam meminta semua pihak untuk tidak berspekulasi dan menganggap dirinya bermusuhan dengan Ahok.
Sebab, dia menyebut selama ini hubungannya dengan Ahok baik-baik saja.
"Jangan lagi bilang gue musuh Pak Ahok, baik-baik sajalah kami," kata Rustam.
Setelah menjabat Kepala Biro Administrasi, Rustam mengaku akan belajar kembali. Ini merupakan posisi baru untuknya.
Dia meminta semua pihak mendoakan agar bisa bekerja dengan baik.
"Kebetulan dikasih amanah lagi, itu biasa kan. Dari dulu juga saya dari level paling bawah, pelan-pelan, terus ke eselon IV, eselon III, eselon II, sampai wali kota. Barangkali jalannya seperti itu, ya kembali lagi," ucap Rustam.
Nama Rustam menjadi sorotan setelah ia berselisih dengan Ahok pada April 2016. Saat itu, Rustam masih menduduki posisi Wali Kota Jakarta Utara.
Ahok menyebut kinerja Rustam lambat karena tidak juga menertibkan permukiman liar di kolong Tol Ancol.
Ahok menuding Rustam mendukung Yusril Ihza Mahendra (dulu bakal calon gubernur DKI) yang saat itu kerap membela warga yang tinggal di permukiman kumuh.