Laporan Reporter Wartakotaive.com, Theo Yonathan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Revitalisasi Kali Besar Fase 1 yang ditetapkan pada era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ternyata menuai masalah.
Tim sidang pemugaran dan Tim Ahli Cagar Budaya Pemprov DKI (TSP-TACB) menganggap program itu mengubah wajah Kali Besar dari wujud aslinya.
Revitalisasi Kali Besar yang sudah diresmikan Djarot Saiful Hidayat ternyata tak memiliki rekomendasi teknis dari tim sidang pemugaran dan tim ahli cagar budaya Pemprov DKI (TSP-TACB).
Djarot meresmikan revitalisasi Kali Besar fase 1 ditengah berjalannya pengerjaan pada 5 Oktober 2017 lalu.
Fase 1 merupakan revitalisasi antara ruas Kali Besar-Jalan Bank -Jalan Kopi. Fase 2 meliputi ruas Kali Besar-Jalan Kopi-Jembatan Kota Intan.
Sampai kini pengerjaan revitalisasi fase 1 masih terus berlangsung dan dipastikan bakal meminta tambahan waktu untuk penyelesaian fase 2.
Baca: Petugas Mulai Mengecat Jalur Khusus Motor yang Boleh Lewat Jl MH Thamrin
Baca: Wajah Tegang Idrus Marham Saat Upacara Pelantikan Seketika Cair dan Banyak Menebar Senyum
Djarot meresmikan jembatan buatan atau tambahan di lokasi fase 1 itu menjelang masa jabatannya sebagai gubernur berakhir.
Hal ini cukup membuat sakit hati TSP-TACB Pemprov DKI yang berisi arkeolog.
"Revitalisasi Kali Besar tak mendapat rekomendasi teknis dari TSP-TACB Pemprov DKI," kata Candrian Attahiyyat ketika dihubungi Wartakotalive.com, Selasa (16/1/2018).
Candrian mengakui sebelumnya revitalisasi Kali Besar sempat dihentikan dan dilakukan penyesuaian desain.
Desain yang disesuaikan adalah desain perencana revitalisasi Kali Besar dengan keinginan TSP-TACB Pemprov DKI.