TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mempercepat proses pengerjaan proyek LRT.
Tujuannya agar bisa mengakomodasi kebutuhan transportasi masyarakat dan atlet, ketika Asian Games 2018 digelar Agustus mendatang.
Dirut PT Jakpro Satya Heragandhi menyatakan, saat ini pihaknya sedang mengadakan rekrutmen tenaga kerja, guna menyiapkan diri untuk operasional LRT.
Karena pihaknya baru menjalankan proyek berbasis rel, maka pihaknya butuh bekerja sama dengan berbagai pihak.
"Pergubnya kan kami ditunjuk sebagai opertaor, lalu kemudian dengan Pergub itu kami membangun kompetensi lokal, kompetensi mandiri, dan itu didampingi oleh teman-teman yang sudah expert di bidang itu," tutur Satya di Kantor Pusat BPSDM Perhubungan, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (19/1/2018).
Baca: Bisokop XXII sampai Kidzilla Bakal Hadir di Cilegon Center Mall
Pada fase pertama, sistem perekrutan akan menjaring sebanyak 200 tenaga kerja yang berkompeten dalam bidang transportasi perkeretaapian, seperti masinis dan pengatur sinyal beserta kontrol sistem.
"Saat ini kami dalam proses rekrutmen untuk fase satu sekitar 200 orang. Yang sudah memenuhi syarat 79 orang, lalu yang lainnya masih ada tes kesehatan, tes lanjutan, dan sebagainya. Dan memang ini kami sadari bahwa yang pertama kali jalan kan Jakpro nih, sehingga mau enggak mau kami harus ngebut untuk memastikan ini bisa berjalan sesuai rencana," paparnya.
Sedangkan untuk tahap perekrutan selanjutnya, Satya memperkirakan pihaknya akan membutuhkan ribuan tenaga kerja untuk ditempatkan di total rute LRT sepanjang 110 kilometer.
Selain akan mendidik tenaga kerjanya di sekolah milik BPSDMP yang memiliki program studi perkeretaapian, yaitu Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) dan Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun, pihaknya juga akan mengirim mereka ke negara-negara yang dinilai berkompeten dalam pengoperasian LRT beserta sistemnya.
"Jadi salah satu hal yang dilakukan adalah segera diberangkatkan orang-orang yang kami hire saat ini. Mereka akan kami kirim untuk pendidikan lebih lanjut ke negara-negara di mana kereta itu berasal. Kalau (pengoperasian) kereta misalnya ke Korea Selatan, untuk sistem kontrol dan sinyal ke negara-negara ke di mana barang itu berasal," beber Satya.