Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah akhir bulan lalu Perkumpulan Gerakan OK OCE atau PGO bekerjasama dengan startup peer-to-peer lending Akseleran, anggota OK OCE mulai mendapatkan pinjaman usaha melalui skema peer-to-peer lending di Akseleran.
Salah seorang anggota OK OCE, Pramadya Sri Sudibyo, menyatakan senang bisa memperoleh akses permodalan yang fleksibel.
Pramadya yang memiliki usaha di bidang instalasi mekanikal dan elektrikal mendapatkan pinjaman usaha jangka pendek (tenor 2 bulan) sebesar Rp 185 juta dengan bunga sebesar 1,5% per bulan, yang digunakan untuk modal kerja menyelesaikan proyek instalasi listrik di Harco Mangga Dua dan JIEXPO.
Sebagai jaminan, Pramadya mengagunkan tagihan/invoice yang dimilikinya sehubungan dengan proyek instalasi listrik di JIEXPO yang telah diselesaikannya beberapa waktu lalu.
Ketua PGO Faransyah Jaya menyatakan ini adalah terobosan yang diberikannya kepada anggota OK OCE.
"Sepanjang mereka telah mempersiapkan usahanya dengan seksama seperti melalui program 7 Langkah PAS OK OCE, mereka berpeluang untuk mendapatkan pinjaman usaha yang fleksibel. Tentunya tetap melalui proses seleksi yang prudent. Kami harap kerjasama dengan Akseleran ini bisa berlanjut dan dilakukan dalam skala yang lebih besar ke depannya," ujar Faransyah, dalam keterangan persnya, Kamis (15/2/2018).
Platform peer-to-peer lending cocok bagi anggota OK OCE karena mereka menerapkan persyaratan yang lebih fleksibel untuk mengajukan pinjaman.
Sebagai syarat, pelaku usaha harus telah mendaftar sebagai anggota OK OCE, telah menyiapkan laporan laba-rugi sederhana usahanya, memiliki laporan rekening koran 3 bulan, usahanya sudah berdiri selama 1 tahun, dan telah memiliki laba.
Persyaratan ini bertujuan untuk meyakinkan calon crowd investor yang akan meminjamkan dananya ke Pelaku usaha UMKM.
Baca: Penjelasan Lengkap Dokter Gigi Widya Seputar Bahayanya Abothyl untuk Obati Sariawan
Baca: Hore, Citilink Terbang ke Banyuwangi
CEO Akseleran, Ivan Tambunan menyatakan ini salah satu usahanya untuk mewujudkan inklusi keuangan, yaitu dengan membuka akses permodalan yang fleksibel bagi pelaku usaha UMKM, termasuk para anggota OK OCE.
Ivan mencontoh Pramadya, dimana ia mempunyai usaha dengan cashflow yang baik dan telah menyelesaikan berbagai proyek instalasi listrik di Jakarta.
Permasalahan dia, kata Ivan, adalah ingin ekspansi dan mengerjakan lebih banyak lagi proyek, namun terbentur karena kesulitan untuk membiayai modal kerja dari proyek tersebut. Akan sayang sekali apabila kesempatan tersebut terlewatkan.
"Melalui skema invoice financing di Akseleran, Pramadya serta lebih banyak lagi pelaku usaha ke depannya bisa mendapatkan pembiayaan modal kerja dengan memberikan jaminan berupa tagihan dari invoice atau PO/SPK/Kontrak yang didapatkannya," ujar Ivan.
Selain invoice financing, saat ini Akseleran juga menyediakan pinjaman usaha berbasis inventory financing, yaitu pinjaman dengan agunan berupa persediaan dagang, pinjaman kredit investasi dengan agunan berupa tanah dan bangunan atau mesin dan peralatan, serta pinjaman usaha tanpa agunan.
Baca: Penjelasan Lengkap Dokter Gigi Widya Seputar Bahayanya Abothyl untuk Obati Sariawan
Baca: Cerita Lengkap OTT Bupati Lampung Tengah yang Terkait Dugaan Korupsi Pinjaman Daerah
Pinjaman tersebut mempunyai tenor mulai dari 1-12 bulan dengan suku bunga rata-rata sebesar 1,5% efektif per bulan.
Akseleran juga memangkas proses birokrasi dalam proses pengajuan pinjaman. Pelaku usaha cukup menyediakan laporan laba rugi tahunan sederhana, laporan rekening koran 3 bulanan, KTP, NPWP, surat keterangan domisili usaha, serta dokumen pendirian perusahaan bagi usaha yang sudah berbentuk badan.
Akseleran juga telah bekerja sama dengan biro kredit Pefindo untuk dapat memeriksa histori kredit dari si peminjam, dan memastikan peminat tidak sedang memiliki kredit macet serta mencegah usaha penipuan.
Rencananya akses permodalan bagi anggota OK OCE melalui Akseleran ini akan diresmikan oleh Wagub DKI Jakarta dalam waktu dekat.