Bahkan, ketika pergi ke warung di dekat rumahnya pun orang tua Yuliana selalu bersama-sama.
Kematian kedua orangtuanya, Yuliana anggap sudah menjadi takdir yang tidak bisa dilawan lagi.
Ia dan keluarganya pun sudah ikhlas, merelakan kepergian kedua orang tuanya untuk selama-lamanya.
Terakhir ia menambahkan, hingga saat ini ia selalu terbayang dan terkadang menangis sendiri jika mengingat Almarhum kedua orang tuanya.
"Saya gabisa bayangin gimana kondisinya ketika di dalam bus, sebab itu saya selalu menangis ketika mengingatnya," ucap Yuliana.
Berita ini sudah dimuat di Tribun Jakarta dengan judul: Sehidup Semati, Pasutri Korban Tanjakan Emen Ini Selalu Bersama Bahkan Luka yang Sama