Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hanna Alfikih atau lebih dikenal dengan Hanna Madness adalah mantan pengidap gangguan bipolar, sekaligus seorang seniman dan kreator boneka Hagi.
Hanna ditemui dalam seminar kesehatan World Bipolar Day 2018, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (20/3/2018).
Menurut pengalamannya, Hanna memaparkan bahwa penderita gangguan bipolar membutuhkan penerimaan dan berdamai dengan diri sendiri, dimana hal itu yang menjadikan titik balik dirinya untuk berkarya meskipun dalam prosesnya tidak mudah.
“Prosesnya gak semudah sekarang, itu membutuhkan air mata, dan tahun demi tahun yang sangat panjang dan melelahkan, tapi pada akhirnya itu membuahkan hasil,” ujar Hanna.
Hanna juga berpesan untuk mereka yang menderita gangguan bipolar untuk tetap melakukan sesuatu yang diminati, dan digemari.
Seperti dirinya yang memilih menjadi seniman, ia berpendapat bahwa seniman memerlukan konflik untuk menciptakan sebuah karya baru, dan konflik tersebut ada di dalam dirinya. "Aku ngerasa seniman butuh konflik untuk kreatif," ujarnya lagi.
Kini Hanna menjadi seorang seniman, menjadi pembicara tentang gangguan bipolar ke berbagai negara, dan mendirikan foundation dibidang disabilitas mental.
Hanna mengatakan bahwa disabilitas fisik maupun mental memiliki potensi dengan karya baik namun hanya dipandang sebelah mata secara fisik.
“Orang-orang dengan kelebihan ini sangat dekat sekali dengan seni, dan banyak banget lho di Indonesia yang memiliki kemampuan seni namun tidak memiliki wadah untuk karyanya,” katanya.