Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok pemulung bernama Gino (83) tiap hari menyusuri jalanan di Kawasan Palmerah, Jakarta Barat.
Panasnya cuaca di Jakarta tak menyurutkan semangat pria itu untuk mencari botol bekas atau kardus yang bisa dijualnya.
Hanya topi lusuh yang menutupi kepalanya dari terik matahari.
Tangan kiri Gino tampak memikul kalung besar berisi botol bekas dan beberapa kardus.
Sementara tangan kanannya menggenggam besi yang digunakan untuk memungut botol minuman bekas sebelum dimasukkan ke dalam karung.
Baca: Pemulung yang Mencuri Meteran Air Diamankan Warga Perumahan
Seperti seorang yang sedang mendeteksi harta karun, mata Gino tampak melihat ke segala sisi saat berjalan untuk memastikan tidak ada botol bekas yang terlewat.
Satu per satu tempat sampah yang ia temui selalu diperiksa.
Wajahnya sumringah ketika di dalam tempat sampah itu ditemukan banyak botol minuman bekas.
"Karena itu tandanya rezeki bagi saya," kata Gino kepada TribunJakarta.com.
Gito mengatakan telah menjalani pekerjaan ini lebih dari 50 tahun.
"Wah sudah lama begini, lebih dari 50 tahun lah. Pas saya baru merantau ke Jakarta," ujar pria asal Wonogiri, Jawa Tengah itu.
Gino mengaku berkeliling sejak pagi sampai sore hari.
Terkadang satu karung besar yang ia pikul terisi penuh botol bekas.
Namun tak jarang hanya sedikit botol bekas yang mampu ia bawa pulang.
"Pokoknya enggak menentu lah," ujarnya.
Gino akan menjual hasil kumpulan barang bekasnya itu seminggu sekali.
Pasalnya, ia masih harus membersihkan botol bekas itu sebelum dijual ke pengepul.
"Kalau udah bersih, satu kilonya dijual Rp 6 ribu. Seminggu bisa dapat Rp 300 ribu lah rata-rata," kata Gino.
Di Jakarta, Gino tinggal bersama bos pengepul barang loak di kawasan Kemandoran, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
"Saya tinggal sama bos di tempat loak. Disana saya bangun bedeng sendiri buat tidur," ucap Gino.