Setelah itu DPRD melakukan sidang Paripurna terkait penjelasan Pemprov untuk melepas saham tersebut.
"Tentunya nanti selain dengan DPRD, kita akan koordinasi dengan OJK, BI, dan pihak-pihak terkait seperti penasihat keuangan, KJPT, notaris, konsultan hukum, untuk memastikan prosesnya transaparan, kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan," kata Sandiaga di Balai Kota, Kamis (17/5/2018).
Investasi sosial
Selain karena janji kampanye, Sandi juga menyampaikan bahwa pelepasan saham PT Delta Djakarta dikarenakan ketidakmampuan DKI menambah investasi.
"Salah satu juga yang menjadi landasan keputusan untuk melepas saham adalah diskusi kami dengan mitra yang selama ini menyatakan mereka ingin ekspansi, tetapi karena posisi pemprov tidak bisa menambah investasinya di Delta Djakarta, mereka belum bisa berkembang," katanya.
Baca: Hore. . . THR dan Gaji ke-13 PNS Segera Cair
Sandi mengungkapkan bahwa apabila melepas saham tersebut, Pemprov DKI bakal mendapatkan Rp 1 triliun dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
"Kita mendapat hasil maksimal, dan itu bisa langsung dirasakan masyarakat. Kalau di atas Rp 1 T itu bisa membangun 60 gedung sekolah atau melakukan rehab 60 gedung sekolah, bisa membangun satu atau dua sekolah taraf internasional, bisa membuka lapangan kerja dengan menghasilkan lokasi-lokasi yang menampung PKL. Kalau kita lihat skybridge yang angkanya Rp 25 miliar, bisa membangun berapa skybridge itu," ujarnya.
"Itu harapan kita, jangan sampai kita mengabaikan kebutuhan masyarakat. Tentunya proses memohon perizinan dari DPRD kita akan lakukan sesuai dengan ketentuan," tambah Sandi.
Baca: Diangkut Pakai Troli, Bos Modern Group Samadikun Hartono Baru Bayar Rp 81 Miliar dari Rp 169 Miliar
Di samping itu, kata Sandi, ia berharap dengan dilepasnya saham PT Delta, Pemprov DKI bakal bisa berinvestasi dengan halal.
"Kita ingin tentunya mendapatkan dividen yang halalan toyiban," ujarnya.
Sandi yakin, pelepasan saham tersebut tidak akan mengurangi pendapatan asli daerah (PAD). Ia menilai, investasi yang sama dapat digunakan investasi sosial.
"Jadi gini. Ini finance one on one. Buat teman-teman, kita antisipasi. Lets say. Konservatif, dapat Rp 1 triliun. Kita depositoin. Sekarang bunga kalau deposito berapa? Bunga yang tertinggi 4 persen. Ya 4 persen kurang lebih. Nggak ngapain-ngapain saja kita terima Rp 40 miliar per tahun. Itu finance one on one," ujar Sandi.
"Tapi kita kan akan melakukan investasi dengan uang tersebut dan investasinya adalah di fasilitas masyarakat, yang secara social-investment, rate of return-nya akan jauh lebih tinggi. Jadi saya yakin justru akan berlipat ganda PAD-nya," tambahnya.
Cari Prasetio Edi