News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Forum Keperantaraan untuk Mewujudkan Kemiskinan Satu Digit

Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Forum Keperantaraan untuk Mewujudkan Kemiskinan Satu Digit.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat kemiskinan di Indonesia berada pada fase yang cukup sulit untuk diturunkan menjadi satu digit.

Berbagai upaya telah dilakukan, di antaranya mewujudkan sinergi antara program-program kemiskinan, memberikan jaminan sosial secara merata kepada seluruh masyarakat, menyalurkan bantuan sosial dengan selektif kepada yang membutuhkan, memberikan kewenangan dan dukungan pembiayaan yang besar ke tingkat desa, dan langkah-langkah strategis lain yang bertujuan untuk menekan tingkat kemiskinan hingga serendah mungkin.

Salah satu tantangan dalam pelaksanaan upaya-upaya tersebut adalah belum bertemunya potensi menarik di daerah yang relatif miskin di Indonesia dengan para pelaku usaha yang memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengembangkan dan memasarkan potensi tersebut.

BACA: ACT Persiapkan Paket Buka Puasa Untuk Warga Kampung Deret Petogogan

Untuk menjembatani gap tersebut, Kementerian PPN/Bappenas dengan dukungan KOMPAK-DFAT menginisiasi Forum Keperantaraan dengan agenda utama mengajak pelaku bisnis untuk menjajaki beberapa daerah yang berkomitmen tinggi agar bersama-sama mengangkat potensi wilayah sekaligus mendorong keterlibatan masyarakat.

Menghadirkan sekitar 36 pelaku usaha dari berbagai bidang dan 9 perwakilan daerah, Forum Keperantaraan berperan sebagai awal dari penjajakan potensi komitmen yang dapat dibangun para pihak terkait.

“Forum ini menjadi wadah untuk menganalisis secara bersama, tantangan yang masih menghambat, dan tindak lanjut yang diperlukan. Inilah salah satu wujud pemberdayaan melalui kolaborasi seluruh pihak sebagai langkah maju dari upaya yang telah dilakukan pemerintah dengan memberikan berbagai bantuan kepada masyarakat sehingga diharapkan kemandirian masyarakat benar-benar dapat diwujudkan dan kemiskinan secara signifikan dapat diturunkan,” ujar Direktur penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati di Forum Keperantaraan yang dilaksanakan pada 30-31 Mei 2018 di Hotel JS Luwansa, Jakarta.

Peluang sekaligus tantangan besar yang agaknya relevan dengan langkah berikutnya adalah optimalisasi besarnya potensi melimpahnya sumber daya pertanian dan perkebunan di Indonesia yang dapat menimbulkan manfaat ekonomi lebih besar bagi masyarakat miskin.

Pasalnya, selain dikenal sebagai produsen terbesar minyak kelapa sawit, coklat, kelapa, dan buah-buahan di seluruh dunia, Indonesia juga berperan sebagai produsen beras terbesar ketiga, produsen singkong terbesar ketiga, produsen kopi terbesar ketiga, produsen kacang terbesar kedelapan, dan produsen daging sapi terbesar se-Asia Pasifik.

Dengan sebatas komoditas itu saja, masyarakat Indonesia, khususnya yang hidup di perdesaan, dapat lebih menikmati manfaat ekonomi dari besarnya ekspor Indonesia.

“Namun, mengapa hal itu nampaknya belum terjadi? Bagaimana pula dengan melimpahnya sumber daya sektor kelautan dan perikanan? Harapannya, Forum Keperantaraan akan memetakan hal tersebut dan memberikan rekomendasi solusi sehingga ekonomi masyarakat miskin dapat lebih maju dan kemiskinan satu digit dapat tercapai,” ungkap Direktur Vivi.

 Seiring dengan tren ekonomi global, yaitu menjamurnya bisnis rintisan (start-up) sebagai pemangku kepentingan ekonomi yang patut diperhitungkan, pemerintah Indonesia juga melibatkan para pelaku bisnis start-up tersebut dengan turun langsung ke wilayah-wilayah potensial di daerah yang relatif miskin dan bersama-sama mengangkat potensi tersebut sehingga bisa menembus pasar yang lebih luas, dengan mengedepankan prinsip sharing economy.

VIRAL: APP Sinar Mas Serah Terimakan Jakabaring Bowling Center Kepada Pemprov Sumatera Selatan

Selain peluang on-farm dari ekstraksi komoditas pertanian dan perkebunan, masih terbuka pula peluang industri off- farm, seperti pengolahan produk, pengemasan, dan berbagai industri pendukung lainnya, serta industri non farm yang tidak kalah menariknya, seperti pariwisata, kerajinan tangan, tenun/kain, dan lainnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini