TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan ibu-ibu dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berkumpul di depan Istana Merdeka Jakarta untuk menggugat negara agar berpihak pada rakyat, Rabu (25/7/2018).
Massa mulai berkumpul di sekitar bundaran Patung Kuda sejak pukul 09.00 WIB.
Baca: Trotoar di Kawasan Gelora Bung Karno Dilarang untuk Parkir Kendaraan
Mereka kemudian longmarch menuju Istana Merdeka sambil berorasi dan mengibarkan bendera KSPI dipimpin oleh mobil komando.
Aksi emak-emak tersebut adalah dalam rangka menyikapi kenaikan harga sejumlah barang-barang kebutuhan pokok, BBM dan tarif dasar listrik.
Menurut Presiden KSPI, Said Iqbal, kaum ibu-ibu adalah pihak yang paling merasakan akibat kenaikan harga tersebut.
Pengupahan yang dibatasi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 dan harga kebutuhan yang terus meroket menyebabkan daya beli masyarakat semakin menurun.
"Ada tiga hal utama yang kami tuntut dalam aksi ini. Pertama, turunkan harga sembako, BBM serta bangun kedaulatan pangan dan energi. Ke-dua, cabut PP Nomor 78 Tahun 2015 yang menjadi biang upah murah dan stop rencana penghapusan upah sektoral. Tuntutan kami yang ke-tiga yakni stop PHK, Tenaga Kerja Asing (TKA) unskilled dan ciptakan lapangan pekerjaan yang layak," kata Said Iqbal, Rabu (25/7/2018).
Selain itu, Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia, Mirah Sumirat, mengecam pemerintah yang tidak menindaklanjuti tuntutan buruh pada aksi Mayday 2018.
Baca: Pengemudi Mobil di Cengkareng Ini Ogah Ditilang Polisi Karena Nunggak Pajak Kendaraan
Malahan, kenyataannya harga-harga kebutuhan beberapa hari terakhir ini terus mengalami kenaikan.
"Sudah banyak keluhan yang disampaikan oleh perempuan terutama emak-emak atau ibu rumah tangga terkait kenaikan harga kebutuhan pokok, tarif dasar listrik dan BBM. Emak-emak pada menjerit," ujar Mirah Sumirat.
Penulis: Hamdi Putra
Berita ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Ibu-ibu Menjerit di Depan Istana, Tuntut Pemerintah Turunkan Harga Kebutuhan Pokok