TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan Informasi dari BMKG, puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan terjadi pada bulan Agustus hingga September.
Untuk itu, Kementerian Pertanian terus melakukan upaya-upaya peningkatan produksi padi diseluruh wilayah Indonesia.
Upaya peningkatan produksi padi untuk mencapai swasembada pangan berkelanjutan dilakukan dengan mendorong petani untuk melakukan aktivitasi pertanaman di sepanjang tahun.
Kebijakan ini harus didukung dengan ketersediaan air yang cukup terutama pada musim kemarau.
BMKG juga memprediksi pada musim kemarau tahun 2018 ini akan sedikit lebih panjang dan musim hujannya mengalami kemunduran hingga 20 hari.
Hal ini dikarenakan adanya pengaruh anomali iklim global El-Nino Southern Oscillation (ENSO) pada sebagian wilayah Indonesia.
Areal persawahan yang terkena kekeringan hingga periode 13 Agustus 2018 seluas 127.101 ha dan Puso 25.405 ha (Sumber: Ditjen TP, 2018).
Kekeringan terbesar terjadi pada bulan Mei hingga Juli 2018, yang terkena seluas 87.827 Ha dan sampai terjadi puso seluas 22.153 Ha.
Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi provinsi yang paling terdampak kekeringan.
Persentase luas sawah terkena puso pada Periode Mei-Juli 2018 di Jawa dari 1.292.502 ha sawah terkena puso 18.428 atau 1.42%.
Sementara di luar Jawa dari 1.916.527 ha, terkena pus 3.725 ha atau 0.19%.
Data di Ditjen Tanaman Pangan (13 Agustus 2018) Persentase puso di Pulau Jawa hanya mencapai 1.42% dan di luar Jawa 0.19%, sehigga secara nasional lahan sawah terkena puso hanya 0.69%.
Dampak puso masih sangat kecil dibanding dengan luas tanam yang ada, sehingga tidak akan mengganggu produksi nasional.
Rendahnya dampak puso pada tahun ini sudah diantisipasi sejak awal melalui bantuan Pompa Air ke petani serta kegiatan pembangunan Embung, Dam Parit, Long Storage, Pompanisasi, Perpipaan yang dapat menambah pasokan air bagi tanaman terutama di musim kemarau.
Selain itu perbaikan saluran irigasi tersier untuk menjamin volume air cukup sampai pada lahan sawah yang berada di ujung saluran.