TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Fenomena perihal kemunculan ubur-ubur kini berenang bebas di sekitar lingkungan Pantai Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, tidak hanya jadi viral, melainkan jadi daya tarik pengunjung.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) belum dapat memastikan secara pasti kemunculan ubur-ubur di pantai Ancol. Tetapi, pihaknya terus koordinasi untuk mencari tahu hal tersebut.
"Kami belum dapat memastikan kepastian apa yang jadi penyebab mereka hadir di sana, kami dapatkan banyak sampel, informasi dari Ancol, dan data itu ialah informasi yang vital. Namun, kami terus koordinasi ke beberapa pihak untuk pastikan data yang kami keluarkan," ujar peneliti pankton laut Puslit Oseanografi LIPI, Arief Rachman, di Seaworld Ancol, Sabtu (20/10/2018).
Arief mengatakan, jenis ubur-ubur yang di Pantai Ancol ada dua, yaitu Phyllorhyza sp (Spotted Jelly) dan Catostylus sp (Jelly Blubber).
Jenis ini masih dikategorikan ubur-ubur yang berikan efek ringan bagi yang menyentuhnya.
"Ini dikategorikan sebagai mild stringer artinya berikan efek lemah, efek yang terasa kepada si manusia itu biasanya hanya kulitnya memerah dan gatal. Kebetulan, karena saya memelihara spesies itu saya beberapa kali disengat," kata Arief.
Di Teluk Jakarta, kata Arief, terdapat sua jenis ubur-ubur yang lebih berbahaya yaitu Chrysaora sp (Sea Nettle) serta Aurelia Aurita (Moon Jellyfish).
Kedua ubur-ubur ini masuk di kategori dalam ubur ubur yang memiliki racun yang sangat kuat.
"Ini dikategorikan higher stinger efek, lantaran sengatannya menyakitkan serta diikuti dengan sensasi seperti terbakar, bengkak, dan merah pada bagian kulit yang tersengat. Bahkan, bisa menimbulkan bekas luka," katanya.
Meski tidak ditemui di kawasan Pantai Ancol, tetapi tak menutup kemungkinan kedua ubur-ubur tersebut dapat berpindah ke pantai.
Arief mengatakan hal itu tergantung arus air laut di kawasan itu.
"Saat ini kami belum mendapatkan itu di sekitar pinggiran pantai. Cuman, untuk kewaspadaan masyarakar perlu memahami bahwa ada yang seperti ini dan langkah paling baik cukup dilihat saja atau dilaporkan ke lifeguard segera," kata Arief.
Dokter ahli toksinologi Tri Maharani menyarankan kepada pengunjung tidak menyentuh ubur-ubur secara langsung. Jika tersengat ubur-ubur, cukup diberikan cairan cuka ke area tersengat ubur-ubut.
"Cairan cuka sebagai penanganan awal. Cuka itu sangat penting. Digunakannya, dituangkan cuka pada area tersengat dan biarkan selama 30 detik. Lalu, lepaskan tentucle yang saat itu menempel di kulit dengan gunakan pelindung. Lalu segera bawa ke instalasi darurat," katanya.