Jimmy mengaku heran, saat kejadian dari Senin malam sampai Selasa dini hari, tidak mendengar suara teriakan korban.
Padahal ia tinggal dilantai dua di belakang rumah korban.
"Kos-kosan ini kan ada di belakang rumah korban. Itu yang saya heran. Saya tinggal di atas, di lantai 2. Tapi baru ketahuan (ada pembunuhan), pas ibu-ibu penghuni kos beli air untuk minum, ketok pintu sama jendela," ujarnya.
Menurut Jimmy, Diperum baru sekitar 2 tahun menetap dan menjaga kos-kosan milik sang kakak Douglas Nainggolan.
"Setahu saya baru dua tahun. Sebelumnya yang jaga orang Bekasi, tapi karena dia sering kehilangan, akhirnya abangnya (Douglas) tidak pakai jasanya. Disuruhlah adiknya ini (korban) yang jaga kosan," paparnya.
Mobil ngebut
Ketua RT 002 Jatirahayu, Agus Sani, mengungkapkan bahwa beberapa saksi melihat adanya mobil yang melaju dengan cepat dari lokasi rumah korban. Terlebih mobil milik korban diduga hilang.
"Nah itu dia, ada saksi yang lihat ada mobil ngebut, keluar, tapi nggak tahu jenisnya apa, cuma ngeliat aja keluar ngebut," kata Agus Sani, Selasa (13/11/2018).
Diungkapkan Agus bahwa sebelumnya dirinya tidak mendapatkan laporan jika terjadi keributan di rumah korban.
Maka, Agus mengaku sangat kaget atas peristiwa yang mengakibatkan satu anggota keluarga tewas tersebut.
"Nggak ada keributan. Kalo ada pasti warga sekitar melapor. Sampai saat ini tidak ada yang melapor," katanya.
Keluarga histeris
Intan Sitanggang, kerabat dari keluarga Diperum Nainggolan, kemarin buru-buru datang ke rumah korban.
Ia sempat menangis histeris melihat jenazah Diperum dan istri serta anaknya dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sambil menangis, ia terus memandangi ketika polisi memasukkan satu per satu jenazah dari keempat korban tewas itu ke dalam ambulans.
Tak hanya Intan, kerabat lainnya juga ikut histeris menangis.
Intan mengaku kaget melihat keluarganya tewas setelah mendapat kabar dari kakaknya di Medan.
"Pertama kali dikasih tahu sama saudara di Medan, bilangnya ada perampokan. Saya langsung ke rumahnya," katanya kepada Warta Kota.
Begitu tiba di rumah Diperum, Intan kaget rumah sudah ramai warga yang datang.
"Saya kira perampokan saja, enggak sampai tewas. Enggak tahunya malah tewas gitu. Lemas saya, enggak kuat saya," ucapnya yang lemas.
Intan menambahkan, keluarga Diperum baik dan tidak pernah ada masalah.
"Dia baik banget, enggak pernah ada masalah apa-apa. Saya kaget makanya, kenapa jahat banget (pelakunya)," katanya.
Menurutnya, Diperum telah dua tahun membuka warung.
"Suaminya kerja, sama buka warung. Istri yang jaga warungnya. Anak-anaknya masih pada kecil, tega banget ya (pelakunya)," ujarnya.
Bawa bantal-boneka
Kemarin sore, aparat Polres Metro Bekasi Kota membawa boneka dan bantal penuh darah dari rumah Diperum.
"Iya kami bawa bantal, boneka, kasur, untuk dijadikan barang bukti pemeriksaan. Barang bukti kami bawa ke Polres Metro Bekasi Kota," kata Kanit Reskrim Pondok Gede AKP Supriyanto saat dikonfirmasi, Selasa (13/11/2018).
Selain itu, Douglas Nainggolan, kakak kandung dari Diperum Nainggolan, juga dibawa ke Polres untuk dimintai keterangan.
Douglas adalah pemilik rumah kos atau kontrakan yang dijaga oleh Diperum.
"Kakak kandung korban kami bawa juga untuk dimintai keterangan soal kejadian itu," ujar Supriyanto.
Polisi juga masih menyelidiki kasus tersebut.
Belum jelas motif apa dibalik pembunuhan yang menewaskan satu keluarga tersebut.
Pasalnya dari olah tempat kejadian perkara, sejumlah barang berharga milik korban seperti perhiasan, diketahui masih utuh. (m18/m15/faf/jos)