TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Siti Madiyah, guru seorang muridnya bernama Sarah yang menjadi salah satu korban pembunuhan sekeluarga di Bekasi bercerita momen terakhir bersama muridnya itu.
Siti menceritakan pada Senin (12/11/2018) atau sehari sebelum Sarah dibunuh, ia sempat menyuapinya bakso.
Saat itu Siti tengah menyuapi Grace, cucunya, yang satu kelas dengan Sarah.
Ketika Sarah masuk ke ruangan kantornya, Siti pun menawarinya bakso.
"Ibu punya bakso, sini nak ibu suapin bakso ya. Makan sama Grace ya. Sarah bilang kenyang. Saya bilang sini jangan malu ibu suapin ya," atanya kepada Warta Kota, saat ditemui di sekolah, Rabu (14/11/2018).
Saat disuapi, Sarah dan Grace duduk di samping Siti sembari ngobrol dan saling bercerita.
Baca: Surat Terakhir Sarah Sebelum Dibunuh Bersama Ayah dan Ibunya Mama dan Papa Maafin Kakak
Grace merupakan sahabat Sarah. Mereka berdua selalu main dan kemana-mana bersama.
Terakhir Sarah juga mengajak main cucunya.
"Dia bilang Grace main yuk tapi main mamah-mamahan ya. Aku jadi mamah, aku kejar kamu marah gitu. Sampai kejar-kejaran itu mereka," ujarnya.
"Sarah sama cucu saya dekat bangat. Sahabatan gitu. Grace ke mana saja Sarah ikut. Begitu juga dengan Grace," sambungnya.
Kejadian pembunuhan itu membuat Siti dan Grace kaget dan sangat sedih.
"Saya tuh masih terbayang anak itu. Saya sehari sebelum meninggal saya habis suapin bakso anak itu. Cucuku Grace juga nangis tanya oma Sarah gimana, Sarah kenapa," ceritanya sembari meneteskan air mata.
Ia menilai Sarah dan adiknya Arya anak yang baik dan juga bisa mengikuti pelajaran.
"Kalau akademik boleh pintar bisa mengikuti pelajaran. Sudahlah aku sudah tak kuat ceritanya," paparnya.
Sebelumnya Satu keluarga ditemukan tewas di Jalan Bonjong Nangka II RT 002 RW 007 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, pada Selasa (13/11/2018) dini hari.
Empat korban tewas itu, yakni Diperum Nainggolan (38) suami, Maya Boru Ambarita (37) istri, Sarah Boru Nainggolan (9) anak pertama, dan Arya Nainggolan (7) anak kedua.
Keempat tewas akibat luka senjata tajam dan benda tumpul di leher maupun bagian tubuh lainnya.
Diketahui kontrakan atau indekos itu milik kakak korban bernama Dauglas. Korban hanya ditugaskan untuk menjaga dan mengurusi kontrakan tersebut.
Polisi sejuah ini masih menyelidiki kasus tersebut, belum jelas motif apa dibalik dugaan penbunuhan yang menegaskan satu keluarga tersebut.
Pasalnya dari olah tempat kejadian perkara sejumlah barang berharga milik korban diketahui masih utuh seperti perhiasan.
Penulis: Muhammad Azzam