TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pembunuhan satu keluarga di Bojong Nangka, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11/2018) terkuak.
Diperum Nainggolan dan tiga anggota keluarganya diduga dibunuh seorang pria berinisial HS.
HS yang masih memiliki hubungan kerabat dengan korban ditangkap tim gabungan Polres Bekasi Kota dan Polda Metro Jaya, Rabu (13/11/2018) di Kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat.
Baca: HS Jadi Tersangka Pembunuhan Keluarga di Bekasi, Temuan Uang Rp 4 Juta hingga Bercak Darah
Ditangkapnya HS berawal dari penelusuran kepolisian terhadap mobil Nisan X Trail warna silver nomor polisi B 1705 UOQ.
Mobil tersebut merupakan milik kakak korban yang dibawa kabur terduga pelaku HS usai melakukan aksinya, Selasa (13/11/2018).
Titipkan mobil
Pemilik rumah indekos di Cikarang menceritakan bagaimana terduga pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi mengontrak dan menitipkan mobil.
Johan (53) pemilik rumah indekos Ameera di Desa Mekar Mukti, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, menceritakan, pada hari peristiwa pembunuhan keluarga Diperum Nainggolan, HS datang ke kosannya sekira pukul 10.30 WIB.
Baca: Psikolog Forensik Menduga Ada Pengaruh Narkoba hingga Miras pada Tersangka Pembunuhan di Bekasi
Saat itu, HS dilayani karyawan Johan menunjukan kamar yang akan disewanya.
"Setelah lihat-lihat lalu setuju dan bayar uang muka Rp 400.000. Seharusnya Rp 900.000," kata Johan, Kamis (15/11/2018).
Ia menjelaskan, terduga pelaku hanya sebentar saja berada dikontrakan usai membayarkan uang muka.
Lalu, ia menitipkan mobil Nisan X Trail warna silver nomor polisi B 1705 UOQ yang dibawanya dengan alasan akan mengambil baju dan barang-barangnya.
"Dia bilang ke pegawai saya nitip mobil dulu ya. Nanti balik lagi, ambil barang-barang tapi ternyata hingga malam dan besoknya tidak kunjung kembali," jelasnya.
Baca: HS Akui Dendam Nekat Bunuh 1 Keluarga di Bekasi yang Masih Kerabatnya, Begini Hubungan Mereka di FB
Kemudian, Johan datang ke rumah kos miliknya, ia bertanya kepada pegawainya soal penghuni baru yang akan tinggal di kontrakannya.
"Saya tanya ini ada yang mau ngontrak, iya tapi belum lunas baru booking. Ini juga nitip mobil katanya mau balik lagi. Pegawai saya tulis namanya sama nomor teleponnya. Namanya Aris," ucapnya.
Namun, saat Johan melihat mobil yang dititipkan HS terparkir di rumah kosnya, ia mulai curiga dengan keberadaan mobil tersebut.
"Saya curiga, ini seperti mobil yang dicari polisi itu seperti berita yang saya baca. Saya cek plat nomornya dan foto-foto mobilnya. Saya tanya-tanya yang lain kemudian saya lapor ke Polsek Cikarang," katanya.
"Polsek Cikarang telepon ke Polsek Pondok Gede menastikan kebenaran mobil itu. Benar itu mobil korban," sambungnya.
Ia menambahkan terduga pelaku mengetahui lokasi rumah kos ini dari temannya yang mengontrak di rumah kos tersebut.
"Jadi ada temannya kontrak di sini kurang lebih satu tahun. Dia pun pernah main ke sini. Ya mungkin tahu itu jadi mending datang ke sini. Orangnya masih muda," ucapnya.
Obati luka di klinik
Sebelum datang ke rumah kos milik Johan, HS ternyata sempat singgah di satu klinik di Cikarang.
Terduga pelaku pembunuhan tersebut sekira pukul 05.00 WIB sempat mendatangi klinik untuk mengobati luka di telunjuk tangannya.
Baca: Pelarian Terduga Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Dari Sewa Kos Hingga Kaki Gunung Guntur
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, mengungkapkan klinik tersebut letaknya berada di dekat kosan milik Johan.
"Di dekat kos-kosannya di Cikarang sekitar 500 meter dari kos untuk obati jari," ujar Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Ketika ditanya perawat, HS mengaku luka ditelunjuknya akibat terjatuh tanpa menjelaskan secara rinci peristiwanya.
"Ditanya perawat mengaku ke perawat jatuh," jelas Argo.
Lacak lewat handphone
Setelah mobil yang dibawa HS ditemukan, polisi pun bergerak cepat dengan mendatangi rumah kosan milik Johan.
Rabu (14/11/2018), polisi datang ke rumah kosnya dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan membawa mobil yang dititipkan HS.
Baca: Haris Simamora, Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi Beraksi Seorang Diri
Menurut anak pemilik rumah kostan, Alif Baihaqi, saat polisi datang dirinya diminta untuk menghubungi HS.
Alif pun mengirimkan SMS yang berisi tagihan agar HS segera melunasi sisa pembayaran kontrakan. SMS tersebut hanya sebagai trik untuk membantu polisi melacak keberadaan HS.
"Polisi meminta saya untuk SMS dia terus dengan dalih menagih sisa pembayaran sebesar Rp 500 ribu. Beberapa kali tidak menjawab, terakhir dia menjawab akan segera dilunasi," jelasnya saat dihubungi, Bekasi, Kamis (15/11/2018)
Namun, upaya menghubungi HS dengan cara menelepon tidak berhasil.
"Dia balas 'saya sedang meeting'. Sudah itu saja dan akan membayar melalui M-Banking," ucap Alif.
Gunung Guntur
Setelah menemukan mobil yang dibawa HS serta mencoba menghubungi telepon selulernya, kepolisian pun akhirnya mengetahui keberadaan HS.
Polisi pun bergerak cepat hingga akhirnya menangkap HS di kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat, Rabu (15/11/2018) sekitar pukul 22.00 WIB.
"Sampai di Garut kita mendapatkan HS ada di kaki gunung Guntur. Di sana dia berada di suatu rumah atau saung," ujar Kombes Pol Argo Yuwono, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Kepada petugas, HS mengaku hendak naik gunung.
Polisi lalu melakukan penggeledahan terhadap barang yang dibawa oleh HS.
"Setelah kita Geledah ada kunci mobil merek Nissan kemudian ada handphone. Lalu ada uang Rp 4 juta disana," jelas Argo.
Kemudian pihak kepolisian langsung membawa HS ke Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan.
Sempat mengelak membunuh keluarga Diperum Nainggolan, HS pun akhirnya mengakui perbuatannya dan akhirnya polisi menetapkannya sebagai tersangka dan menahannya.
Baca: HS Akui Dendam Nekat Bunuh 1 Keluarga di Bekasi yang Masih Kerabatnya, Begini Hubungan Mereka di FB
Pengakuan HS kepada polisi, ia membunuh Diperum Nainggolan dan istrinya, Maya Ambarita, menggunakan sebuah linggis.
Sementara itu, kedua anak Diperum, Sarah dan Arya Nainggolan dibekap HS hingga tewas.
Namun linggis yang digunakan untuk membunuh Diperum dan istrinya dibuangnya di kawasan Kalimalang guna menghilangkan jejak.
"Ya HS membuang linggis tersebut," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, saat dikonfirmasi, Jumat (16/11/2018). (tribunnews.com/ wartakotalive.com/ tribunjakarta.com)