Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak ingin kembali terulang kejadian tanah ambles ataupun longsor menimpa penduduk di bantaran Kali, Gubernur DKI Anies Baswedan mengaku bakal lakukan dua langkah konkret.
Langkah pertama yang dia maksud ialah pembangunan tembok yang menjadi pembatas antara Kali dan pemukiman warga.
Kedua, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk duduk bersama menyikapi permasalahan yang terjadi di bantaran Kali.
Menurutnya, keterlibatan masyarakat jadi bukti bahwa Pemerintah DKI saat ini tidak mendikte warganya. Melainkan bentuk merangkul masyarakat agar mendapatkan kesepakatan bersama dan tak merugikan salah satu pihak.
"Itu penataan bukan pemerintah yang dikte kita akan duduk bersama-sama," ujar Anies di kawasan Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (20/11).
Baca: Satu Pemilih 8 Menit di Bilik Suara, Ini Kekhawatiran Guru Besar Politik
Anies menilai, langkah merangkul masyarakat untuk membahas persoalan yang dihadapi juga pernah berhasil diterapkan di Kampung Lodan, Jakarta Utara, dengan masalah yang tak jauh berbeda.
"Di belakang sana ada Kampung Lodan tuh. Kampung Lodan itu contoh, kampung itu melakukan swadaya untuk mengembailkan halaman rumahnya (yang) semula membelakangi sungai, berubah menjadi menghadap sungai. Ini bisa jadi contoh penataan berdasarkan inisiatif masyarakat," jelas Anies.
Hal itu jadi contoh bahwa inisatif warga menata kampungnya bukan hanya datang dari pemerintah. Kampung Lodan jadi contoh inisiatif warga yang memundurkan lokasi rumahnya 5 meter dari garis atau batas sungai.
"Jadi ini contoh bahwa jangan anggap masyarakat dikampung itu tidak mau tidak mengatur diri sendiri, bisa mau dan terbukti," ujarnya.
Kendati demikian, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu enggan terburu-buru mencontoh apa yang dilakukan oleh Kampung Lodan tersebut.
Sebab, dirinya kini tengah fokus menyelesaikan permasalahan jangka pendek dengan membangun dinding batas sungai pada aliran sungai yang tepat bersebelahan dengan tanah amblas di Pademangan, Jakarta Utara.
"Oh jangan begitu, itu kan contoh Kampung Lodan, jangan buru-buru," pungkasnya.