Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul "Dermawan Itu Akhirnya Berpulang"
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anah (45) mematung di tepi kubur yang berada di sebelah barat Masjid Kubah Emas, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat, Jumat (29/3/2019). Tangannya menggenggam nisan bertuliskan Dian Djuriah Rais (70), si empunya masjid, yang terkenal dermawan.
Anah sudah bekerja 4 tahun di Masjid seluas 8.000 meter persegi ini. Setiap hari, ia membersihkan masjid bersama 69 orang lainnya. Anah terakhir berjumpa dengan Dian sewaktu pemilik masjid ini menggelar hajatan pernikahan cucunya pada 9 Maret lalu.
“Almarhum itu tidak pernah pilih kasih. Kalau ada karyawan dibelikan baju Lebaran, semuanya pasti dikasih juga,” tutur Anah.
Suasana haru mengantarkan pengusaha asal Banten itu menghadap yang Maha Kuasa. Pelayat tumpah ruah hingga ke halaman masjid, turut serta menyalatkan Dian dan melantunkan doa-doa.
Darah Sutarmi (55) tersirap ketika membaca pesan singkat pada Jumat pagi. Pesan itu membawa pesan duka, Ibu Hajah Dian, orang yang ia kenal sangat pemurah, telah berpulang.
Masa menjelang Lebaran adalah saat yang membahagiakan bagi warga Limo, tutur Sutarmi. Saat itu, Dian membagikan sembako kepada warga sekitar. “Per orang sampai mendapat 20 kilogram beras dan bahan baju untuk Lebaran,” kata Sutarmi, yang menjadi salah satu jemaah di masjid ini.
Ustazah Masjid Kubah Emas Eti Ohan (66) menuturkan, jumlah jemaah pengajian di masjid ini mencapai 1.500 orang. Ohan mengenal Dian sebagai sosok yang suka menolong. “ Dia banyak sekali membantu orang, tidak harus diminta tetapi dia sudah memberi,” kenang Ohan.
Pada 9 Maret lalu, Sam Tangaran (72) masih berfoto bersama Dian. Saat itu, pensiunan pegawai Bulog ini menghadiri pesta pernikahan salah satu cucu Dian. Sam juga pernah pergi bersama Dian ke Tanah Suci pada tahun 2015.
“Beliau luar biasa,” kata Sam, sembari memeluk anak lelaki Dian. “Maafkan Ibu ya, Om,” kata anak lelaki Dian itu.
Baca: Dian Al-Mahri Tiada, Keluarga Ungkap Detik Terakhir Meninggalnya Sang Pendiri Masjid Kubah Emas
Dian meninggalkan seorang suami, 14 anak, dan 36 cucu. Di mata suaminya, Maimun Al Rasyid, Dian tidak hanya sebagai seorang istri, tetapi juga guru. Dalam pesan terakhirnya, Dian berharap bisa disemayamkan di dekat Masjid Kubah Emas.
Ratu Ayu Novianti (49), anak ke-8 Dian, menuturkan, ibundanya sudah dirawat sejak Sabtu (23/3/2019) di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta Selatan. Pada Jumat (29/3/2019) dini hari, Dian mengeluh sesak nafas. Lalu, dia mengembuskan nafas terakhir.
“Ibu merupakan guru, tidak hanya bagi anak-anaknya, tetapi juga buat orang sekitar,” kata Ayu. Di balik kaca mata hitam, terlihat mata Ayu sembab. Air matanya rebas setiap datang tamu yang mengucap belasungkawa.
Ayu menambahkan, ibunya membangun masjid ini agar syiar agama terus berlanjut di Depok. “Dia ingin punya Rumah Tuhan yang lebih besar daripada rumahnya sendiri,” tambah Ayu.
Dalam catatan Kompas, Dian membeli tanah di Kelurahan Meruyung tahun 1996. Lalu, pada tahun 2001 dimulailah pembangunan masjid berkubah emas murni 24 karat ini.
Pada masa itu, masjid ini diharapkan menjadi salah satu tujuan wisata, terutama wisata rohani. Dian mengaku tergerak membangun masjid setelah menunaikan ibadah haji yang ke-34.
“Seperti begitu saja mendapat hidayah dari Allah, begitu juga lokasinya, inspirasi datang begitu saja,” ungkap Dian dalam sebuah wawancara dengan Kompas yang dipublikasikan pada akhir Oktober 2006.