TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dugaan politik uang atau serangan fajar yang terjadi di RW 10 Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur mengarah kepada seorang Caleg DPRD DKI dan Caleg DPR RI dari satu parpol.
Sutarlan, Ketua RW 10 mengungkapkan, dia mendapat laporan dari warga yang menyebut nama Caleg DPRD DKI yang diduga terlibat.
Baca: Pemilih Tikam Petugas KPPS di Blitar, Pelaku Mengakui Ada Masalah Ini
Caleg DPRD DKI tersebut menurut keterangannya adalah seorang petahana.
"Info dari Panwascam Cipayung kemarin dia petahana, Panwascam juga heran karena dia setelah dicek Caleg DPRD ini enggak pernah kampanye," kata Sutarlan di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (18/4/2019).
Lantaran menurut Panwascam Cipayung Caleg DPRD tersebut tak pernah melakukan kampanye di Kelurahan Lubang Buaya, dia menduga praktik serupa sudah pernah terjadi.
Pasalnya Sutarlan yang tinggal di RW 10 dari sekitar tahun 1990-an mengaku tak mengenal sosok Caleg DPRD Provinsi DKI yang namanya cukup beken itu.
"Saya enggak pernah lihat itu Caleg kampanye, mungkin sebelumnya sudah pernah melakukan serangan fajar. Tapi baru ketahuan sekarang, kalau yang Caleg DPR saya enggak tahu pernah kampanye atau enggak," ujarnya.
Perihal barang bukti uang puluhan juta yang diamankan Bawaslu Jakarta Timur, Sutarlan mengaku tak mengetahui hal tersebut karena barang bukti yang dia amankan hanya berkisar jutaan.
Namun dia membenarkan uang yang digelontorkan Caleg kepada koordinator serangan fajar di RW 10 yang merupakan penyelenggara Pemilu 2019 mencapai Rp 142 juta.
Baca: PSI Bakal Soroti Persoalan Intoleransi dan Anggaran Jika Dapat Kursi di DPRD DKI
"Yang saya tahu dari 9 RT di RW 10 ada tiga RT yang enggak dapat serangan fajar, RT 03, RT 05, dan RT 09. Tapi total uang yang diberikan ke koordinator memang ratusan juta. Kalau untuk di wilayah RW lain saya enggak tahu bagaimana," tuturnya.
Serangan Fajar Diduga Libatkan Petugas Penyelenggara Pemilu
Sutarlan, Ketua RW 10 Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur menduga ada keterlibatan penyelenggara pemilu terkait dugaan politik uang yang dilakukan caleg DPRD DKI dan seorang Caleg DPR RI di wilayahnya.
"Ada penyelenggara Pemilu yang terlibat, jadi koordinator untuk RW 10, jadi dia nerima duit dari dua Caleg ini terus dibagi-bagi lagi ke beberapa orang baru dikasih ke warga. Per orang dapat Rp 100 ribu," kata Sutarlan di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (18/4/2019).
Baca: TKD Jokowi - Maruf Amin Ingatkan Prabowo soal Hasil Quick Count Pilkada DKI 2017
Namun, sejumlah penyelenggara Pemilu 2019 yang terlibat tak langsung diamankan Bawaslu Jakarta Timur karena politik uang atau serangan fajar terjadi sebelum pencoblosan dimulai.