Dirinya juga meminta kepada masyarakat baik yang berpartsisipasi atau tidak dalam Pemilu dan juga kepada pihak-pihak yang menjadi tim pemenangan satu paslon untuk dapat menciptakan prinsip kekeluargaan, gotong royong, musyarawah mufakat sesuai nila-nilai yang terkandung pada Pancasila. Hal ini agar sesame masyarakta tidak saling mencaci maki atau menabur kebencian usai pelaksnaan Pemilu tersebut.
“Sebaiknya semua tanya hati nurani masing-masing, sudahkan kita jujur dengan diri kita, bahwa kemenangan tersebutbukan kemanangan paslon atau calon anggota parleman kita. Tetapi kemenangan itu untuk bangsa yang telah bisa melaksanakan pemilu dengan baik. Karena siapapun pemenangnya adalah pemenang untuk kita semua. Tetapi semua lapisan pelaksana harus bersikap dan berlaku jujur,” tuturnya.
Diakuinya, memang banyak tokoh-tokoh agama, tokoh nasional maupun tokoh public yang masuk dalam kontestasi ini, sehingga kehilangan legitimasi untuk didengar oleh seluruh lapisan masyarakat, yang mana mereka ini kehilangan person figur yang bisa menjadi rujukan semua orang yang berbeda kepentingan.
“Dalam konteks ini, masyarakat hanya bisa berpegang pada ajaran yang mereka anut, bahwa persaudaraan kebangsaan merupakan bagian dari perilaku beragama. Oleh sebab itu, masyarakat tidak harus larut dalam saling menyalahkan satu sama lain, biarkan sistem yang mengelola semua proses demokrasi ini,” urai pria yang juga Dewan Pembina Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia ini.
Untuk itu dirimya meminta kepada para tokoh-tokoh untuk bisa memberikan cerminan atau contoh kepada masyarakat bahwa menjaga persaudaraan demi keutuhan bangsa itu lebih diutamakan daripada harus menjelek-jelekkan para paslon.
“Karena kalau saling hujat itu terjadi, yang ada malah membuat suasana kerukunan dan persaudaraan ini menjadi pecah. Untuk itu para tokoh masyarakat, agama dan publik mari bersama-sama untuk mengajak masyarakat untuk menciptakan perdamaian dan kerukunan,” paparnya.
Dirinya juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat terutama beberapa hari kedepan saat penghitnugan suara Pemilu untuk tidak menyebarkan hoax ataupun membuat spekulasi yang dapat memancing suasana menjadi panas. Dirinya meminta kepada masyarakat untuk mempersilahkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan penghitungan suara secara manual, sehingga akan diperoleh hasil yang lebih akurat.
“Jangan menyebar hoax, hindari mengeluarkan kata-kata yang akan memancing serta menyulut emosi orang lain dengan dukungan berbeda, karena pada hakikatnya kemenangan adalah kemenangan untuk bangsa Indonesia,” ujarnya.