TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Nana Shobrana membagikan sedikit pengalamannya ketika menerima cobaan sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok.
Nana bercerita saat masa kampanye dimana banyaknya tawaran mahar dari para peserta Pemilu 2019 untuk 'memuluskan' perjalanannya meraih kursi legislatif yang datang kepadanya.
Baca: Dari DKI Hingga Kaltim, Ini Nama-nama Petugas KPPS yang Meninggal saat Bertugas
"Banyak, banyak sekali bahkan sejak saya jadi anggota KPU Kota Depok tahun 2014 itu juga sudah ada," ujar Nana Shobarna saat ditemui TribunJakarta.com di Kantor KPU Kota Depok di Jalan Kartini, Pancoran Mas, Kota Depok, Sabtu (20/4/2019).
Meski telah menjadi anggota KPU Kota Depok sejak tahun 2014 silam, namun nana baru resmi menjabat sebagai Ketua di masa bakti periode keduanya.
Ketika 2014, Nana menuturkan bentuk mahar yang datang kepadanya berupa uang yang disimpan di dalam kotak nasi hingga plastik, dan dibawa ke kantornya.
Namun tahun ini, mahar tersebut pun sudah berubah menjadi sebuah kartu anjungan tunai mandiri (ATM), yang dibawa oleh peserta Pemilu 2019 kepadanya.
"Jadi dia datang sama saya dia bilang ini ada ATM silahkan digunakan, ATM tersebut berisi saldo Rp 300 juta dan juga ada pinnya, disitu langsung saya usir pergi," ujar Nana geram.
Nana menuturkan, hal tersebut memang sebuah dinamika politik.
Namun, ia tetap memberikan pengertian bahwa peserta Pemilu 2019 yang menawarinya mahar tersebut.
Selama masa kampanye berlangsung, Nana pun menuturkan banyak para peserta Pemilu 2019 yang mengajaknya untuk bertemu.
"Yang ngajak ketemuan banyak, dari di restoran hingga di luar kota, mereka bilang mau konsultasi ke saya. Tapi saya bilang silahkan ke kantor kalau mau konsultasi, kantor terbuka lebar jika mau konsultasi," kata Nana.
Baca: Fraksi NasDem DKI Nilai PSI Gagal Paham Sebut Mau Jadi Opoposisi
Nana menuturkan, KPU Kota Depok tidak akan menerima sepeserpun uang pemberian atau benda lainnya dari para peserta Pemilu 2019.
"Alhamdulillah KPU Kota Depok integritasnya tinggi, gak ada cerita kami nerima meskipun sepeserpun. Tanggung jawabnya di akhirat. Saya bersyukur dari kecil ditanamkan ilmu agama yang kuat, bapak saya juga guru agama, terus saya ngaji di pondok, jadi godaan seperti itu gak akan mempengaruhi saya," pungkasnya.
Penulis : Dwi putra kesuma
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul : Cerita Ketua KPU Depok Diberikan ATM Berisi Rp 300 Juta Dari Peserta Pemilu 2019: Saya Usir Pergi