Dari jumlah cakupan banjir yang meningkat itu, diketahui jumlah pengungsi menurun hingga 45.813 jiwa.
Korban meninggal pun turun dari 23 menjadi lima orang.
Sementara, pernyataan Anies Baswedan menyebutkan bahwa terdapat 230.000 pengungsi pada era Gubernur Ahok.
Selanjutnya, pada 2016 Ahok masih menjabat dan terjadi penurunan yang drastis terkait banjir.
Baca: Klaim Banjir Jakarta Kali Ini Tak Separah Era Ahok, Anies Baswedan Siapkan 3 Strategi Atasi Banjir
Baca: Ini Strategi Anies Baswedan Tangani Banjir di Jakarta
Tercatat sebanyak 460 RW terdampak banjir dengan jumlah pengungsi yang berkurang drastis enam kali lipat.
Yakni sebesar 7.760 pengungsi dari jumlah sebelumnya 45.813 jiwa.
Intensitas banjir biasanya paling lama bertahan hingga seminggu.
Jadi, cepat surut dengan maksimal waktu genangan hanya dua hari.
Begitu pula pada 2017, tahun terakhir Ahok menjabat sebelum dilanjutkan wakilnya Djarot Saiful Hidayat hingga 16 Oktober 2017.
Baca: Cerita Ahok Soal Liburan di Jepang, Singgung Gubernur Anies dan Jokowi
Baca: Ibu Kota Pindah, Bagaimana Nasib Proyek Infrastuktur Rp 571 Triliun Anies Baswedan?
Di tahun tersebut, banjir menggenangi 375 RW dengan jumlah pengungsi 9.100 orang.
Banjir 2017, kata Kepala BPBD Jakarta Husein Murad saat itu, hanya terjadi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang dilintasi Sungai Ciliwung tapi belum dinormalisasi.
"Curah hujan cukup besar sehingga air dari hulu itu banyak jadi yang kami sebut Katulampa tinggi itu. Nah ini menyebabkan aliran Ciliwung meluap sehingga wilayah yang di Ciliwung yang belum dinormalisasi seperti ini," kata Husein di Bukit Duri, Jakarta Selatan, 16 Februari 2017, seperti dikutip dari Kompas.com.
Sementara memasuki 2018, banjir kembali terjadi dengan jumlah pengungsi lebih banyak.
BPBD mencatat ada 217 RW yang terendam banjir dengan jumlah pengungsi 15.627 jiwa.
Baca: Ini Reaksi Ahok BTP Setelah Tahu Mantan Anak Buahnya Dicopot Anies
Baca: Tahu Mantan Anak Buahnya Dicopot Anies, Ini Reaksi Ahok