News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Brimob Korban Kerusuhan 22 Mei : Massa Teriak Polisi Thogut Hingga Hendak Rampas Senjata

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban kerusuhan Asrama Brimob Petamburan, AKP Ibrahim Sadjab di RS Polri Kramat Jati, Rabu (29/5/2019)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasubden Kimia Biologi dan Radio Aktif (KBR) Brimob AKP Ibrahim Sadjab membagikan kisahnya ketika kerusuhan pecah di Asrama Brimob Petamburan pada 22 Mei 2019 dini hari.

AKP Ibrahim merupakan satu korban kerusuhan yang kini masih dirawat inap di RS Polri Kramat Jati.

Baca: Cerita Personel Brimob Asrama Petamburan saat Kerusuhan 22 Mei : Amunisi Gas Air Mata Hampir Habis

Massa aksi terlibat bentrokan dengan aparat Kepolisian di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Ibrahim mengatakan bentrok yang terjadi sejak pukul 02.00 WIB hingga pukul 05.30 WIB mengharuskan sekitar 50 personel Brimob bertahan menghadapi serangan ratusan massa yang datang dari arah Slipi dan Tanah Abang.

Di tengah kobaran api yang melalap sejumlah mobil, lemparan bom molotov, batu, botol kaca dan benda lainnya, Ibrahim mengaku sempat mendengar seruan yang ditujukan perusuh ke personel Brimob.

"Polisi bajingan, ya mohon maaf ini. Banci, thagut, apalah saya enggak tahu. Pokoknya namanya kita diserang siap. Ayo, Allah meridhoi kita! Ambil senjatanya, seperti itu," kata Ibrahim di RS Polri Kramat Jati, Rabu (29/5/2019).

Ibrahim yang bagian tangannya mengalami dislokasi tulang akibat terjatuh dan terkena lemparan batu massa menyesalkan sikap perusuh yang tak henti menyerang aparat.

Pasalnya saat waktu sahur yang jadi waktu terakhir umat Islam makan dan minum sebelum berpuasa, massa justru makin beringas menyerang aparat yang mulai kehabisan amunisi gas air mata.

"Sempat terpikir sama saya kok sahur-sahur ada kejadian, saya rasa itu bukan niat mereka untuk demo yang baik. Waktunya juga enggak tepat," ujarnya.

Selain memiliki jumlah amunisi batu, petasan, dan bom molotov yang tak kunjung habis meski bentrok berlangsung hingga nyaris empat jam atau pukul 05.30 WIB.

Dia mengaku heran dengan karena ada satu perusuh yang mengacungkan parang, dan mayoritas di perusuh masih berstatus remaja atau berstatus anak secara hukum.

"Ada yang pakai penutup buat gas air mata, rata-rata masih muda. Masih anak-anak bahkan. Ada yang mengacungkan parang saat itu. Saya enggak lihat jelas, tapi yang jelas ada yang seperti itu," tuturnya.

Meski masih harus dirawat inap, Ibrahim mengaku kondisinya kini sudah membaik dan berharap dapat segera diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan oleh tim dokter RS Polri Kramat Jati.

Aparat Kepolisian menembakkan gas air mata saat terlibat bentrok dengan demonstran di kawasan Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Baca: Tetangga Sebut AZ, Calon Eksekutor Rusuh 22 Mei Kerap Sebarkan Informasi Sudutkan Jokowi-Maruf

Pasalnya dari 29 anggota Polri yang terluka akibat kerusuhan 21 hingga 23 Mei, hingga kini hanya tiga personel Polri yang dirawat inap di Gedung Promoter RS Polri Kramat Jati.

"Katanya sih dislokasi, lepas engsel tulangnya. Dikembalikan saja posisi tangannya, kalau lurus masih perih. Masih nyeri," lanjut Ibrahim. 

Hampir Kehabisan Amunisi Gas Air Mata

AKP Ibrahim Sadjab masih terbaring di tempat tidur kamar rawat inap RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (29/5/2019).

Pria yang menjabat sebagai Kasubden Kimia Biologi dan Radio Aktif (KBR) Brimob itu membagikan kisah saat mempertahankan asrama Brimob Petamburan yang sempat diserang massa pada Rabu (22/5/2019) dini hari.

Baca: Soal Ucapan Moeldoko 72 Persen ASN Dukung 02, Pernah Diprediksi Lembaga Survei Hingga Diakui Prabowo

Aparat Kepolisian bersiap melakukan pengamanan di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Ia bercerita upaya mempertahankan asrama tak mudah.

Sejak pukul 02.00 WIB massa sudah memanggang sejumlah mobil yang terparkir depan asrama dan melempari batu, petasan, bom molotov, hingga botol kaca minuman ke arah personel Brimob.

Ibrahim menuturkan kerusuhan baru mereda sekira pukul 04.30 WIB saat personel penegurai massa dari Polda Metro Jaya membubarkan massa yang datang dari arah Slipi, Jakarta Barat.

"Jam setengah enam pagi Metro 1 (Kapolda) datang, melakukan perundingan dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama. Tidak lama ada perintah dari Kaden (Komandan Detasemen). Jangan ada suara tembakan, bertahan dengan gas air mata. Jadi semampu kami bertahan dengan gas air mata," kata Ibrahim di RS Polri Kramat Jati, Rabu (29/5/2019).

Ketegangan hanya mereda untuk beberapa saat.

Amunisi gas air mata yang dilontarkan sejak awal bentrok terus berkurang hingga tersisa dua amunisi gas air mata.

Lantaran nyaris amunisi gas air mata nyaris habis, Ibrahim mengintruksikan anggotanya untuk menembakan peluru karet ke arah massa guna membubarkan perusuh.

Karena pendeknya jangkauan peluru karet dan susutnya amunisi gas air mata yang diketahui perusuh, massa kembali mendesak barisan depan personel Brimob.

"Saat itu massa di depan kami sudah berkumpul kembali. Sudah lebih banyak, orang-orang tersebut melempar kami dengan batu, botol kaca, sama mercon, bahkan ada yang mengacungkan parang saat itu. Saya enggak lihat jelas, tapi yang jelas ada yang seperti itu," ujarnya.

Imbas bentrok yang terjadi nyaris empat jam pun mulai terasa, kelelahan menggerogoti tubuh seluruh personel Brimob sehingga mereka kembali terdesak mundur oleh massa.

Sadar kalah jumlah dan amunisi, sebagai seorang pemimpin Ibrahim mengintruksikan anggotanya mundur dan masuk kembali ke asrama Brimob Petamburan untuk bertahan.

"Ketika mereka tahu gas air mata sisa sedikit, saya bilang buang sisa dua amunisi itu, kita mundur. Jadi anggota yang nembak peluru karet saya tarik, dengan tujuan mundur saling back up," tuturnya.

Upaya menyelamatkan Ibrahim tak sepenuhnya mulus karena tali handy talkie (HT) yang dibawanya melilit bagian kaki sehingga terjatuh dan akhirnya terkena lemparan batu besar dari arah belakang.

Di tengah bunyi teriakan massa, pecahan bom molotov dan benda lain yang dilontarkan, dia mengaku masih dapat mendengar bunyi tulang bagian tangan kanannya bergeser.

"Saya yang paling terakhir lari ke arah belakang, ke barisan yang kedua. Ketika saya lari HT saya jatuh, saya terlilit dengan tali HT. Sehingga pas saya jatuh tulang saya sudah bunyi, batu datang menimpa saya," kata Ibrahim.

Beruntung seorang rekannya bernama Adam membantunya berdiri lalu membopong menyelamatkan diri agar tak terus terkena serangan massa.

Massa aksi terlibat bentrokan dengan aparat Kepolisian di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Baca: Tetangga Sebut AZ, Calon Eksekutor Rusuh 22 Mei Kerap Sebarkan Informasi Sudutkan Jokowi-Maruf

Kelelahan dan panik karena terluka kian menggerogoti mental Ibrahim sehingga tak dapat memastikan berapa jumlah perusuh yang berlari menyerangnya.

"Saya lihat massa sudah dekat, sudah mau ke arah saya, pas saya lari posisi tangan saya sepertinya sudah lepas ininya. Jadi kondisi pas lari saya sudah dipapah sama anggota. Katanya sih (tangan) dislokasi, lepas engsel tulangnya," katanya.

Penulis : Bima Putra

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul : Perusuh Asrama Brimob Petamburan Teriaki Polisi Thagut Hingga Ingin Rampas Senjata

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini