LAHIR dari keluarga perantau, menuntut Roby (23 tahun) untuk ke luar dari Jambi kota kelahirannya, setamat SMA.
Ayah dan Ibunya berasal dari Jawa lalu merantau ke beberapa kota sebelum akhirnya menetap di Jambi.
Keinginan Roby, sama dengan ayahnya, yakni kuliah setelah lulus SMA.
Bedanya, Roby ingin kuliah di universitas di Jambi saja, namun sang ayah ingin Roby kuliah sekaligus belajar mandiri dengan ke luar dari Jambi.
Merasa tertantang, sekitar empat tahun yang lalu Roby memutuskan pergi ke Jakarta, mendaftar di sebuah kampus swasta, dan memilih jurusan Manajemen Informatika.
Perjalanan kuliahnya lancar-lancar saja sampai akhirnya dia mendengar kabar ayahnya harus di-PHK.
Dukungan dana pun terhenti. Tak ada pilihan lain baginya selain berhenti kuliah berkedok cuti.
Mulailah Roby memutar otak untuk bertahan hidup.
Ia lalu mendaftar sebagai pengemudi taksi online.
Zaman sekarang, menjadi pengemudi taksi atau ojek online merupakan salah satu pilihan pekerjaan.
Modal Roby untuk menjadi pengemudi taksi online hanya dua: mendapat pinjaman mobil dan mampu mengemudikannya.
Pernah merasakan bangku kuliah, membuat Roby sering rindu kuliah dan berhenti menjadi pengemudi taksi online.
Sempat ada tawaran melanjutkan kuliah karena perekonomian keluarganya yang mulai stabil. Namun baginya, kuliah bukan lagi prioritas.
Sebagai pemuda milenial, ilmu memang masih menjadi urutan pertama. Tapi, ia juga tak mau berlama-lama menunda masuk dunia kerja.