"(Kapasitas) GBK 71.000 setelah single seat, kami lebih besar dari itu," kata Iwan saat ditemui di Balai Kota, Jumat (15/2/2019).
Jika GBK hanya menampung sarana-sarana olahraga multifungsi, Stadion BMW bakal diisi dengan fasilitas komersil lain.
Stadion BMW diyakini bakal jadi pusat perekonomian baru dengan terhubungnya berbagai moda transportasi, mulai dari LRT, MRT, dan Transjakarta.
"Ada malnya, hotel, kantor, jadi menjadi satu kesatuan kawasan pengembangan terpadu," ujar Iwan.
Suara dan pencahayaan di stadion juga ditargetkan bisa lebih canggih dari teknologi di GBK.
Begitu pula flooring atau lantai rumput yang akan digunakan di stadion.
"Kemarin GBK untuk musik atau seni bermasalah dengan rumput. Nah kami antisipasi dengan konsep desainnya ada beberapa altenatif, apakah grass-nya bisa movable. Jadi bisa dimasukin basement, atapnya juga movable," kata Iwan.
Akses tiket dan penonton juga akan diatur sedemikian rupa sehingga tak akan ada penumpukan maupun calo.
"Jadi kami punya aplikasi nantinya sistem analisis di perencanaan kami bisa menganalisa pergerakan suporter sehingga bisa termitigasi, mengantisipasi potensi bentrok saat high match," ujar Iwan.
Di depan stadion, bakal ada plaza multifungsi yang memuat layar besar. Layar berkapasitas besar tak hanya ada di dalam, namun juga di plaza.
Plaza juga bisa dijadikan tempat salat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun stadion sepak bola bertaraf internasional di Taman BMW, Sunter, Jakarta Utara.
Baca: DPRD DKI Setuju Stadion BMW Dibangun Jakpro
Selain bakal menjadi rumah bagi klub Persija, stadion juga bisa digunakan untuk kegiatan lain seperti konser.
Groundbreaking atau peletakan batu pertama rencananya akan dimulai Maret 2019. Stadion diperkirakan bisa digunakan pada 2021. (Tribunnews.com/Kompas.com)