Yerry menuturkan, pengendalian importasi besi dan baja harus menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk pemerintah, asosiasi maupun produsen nasional harus berkomitmen dan berperan aktif dalam upaya mengendalikan importasi besi dan baja yang telah menjadi salah satu faktor defisitnya neraca perdagangan RI.
“IISIA bersama produsen baja nasional telah menyampaikan permohonan terkait dengan informasi/data Pertimbangan Teknis dan SPI atas baja paduan yang telah dirilis setelah berlakunya Permendag No. 110/2018 sebagai bahan analisa dan evaluasi bersama terkait dampak negatif dari jumlah kuota impor baja. Kami berharap pemerintah dapat merespon segera pengajuan kami, dimana hal tersebut telah diatur dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP)”, tambah Yerry.
Kebijakan pengendalian impor besi dan baja melalui Peraturan Menteri Perdagangan No. 110 Tahun 2018 (Permendag No.110/2018) tentang Ketentuan Impor Besi atau Baja, Baja Paduan dan Produk Turunannya dinilai penting, di tengah masih membanjirnya produk besi dan baja murah dari luar negeri yang hingga saat ini jumlahnya masih terus mengalami peningkatan.
Dikritik Hanura
Anies Baswedan memberikan tanggapan soal bamb saat dikritik Sekretaris Fraksi Partai Hanura DPRD DKI Jakarta, Veri Yonnevil.
Pasalnya, Veri menilai pemasangan instalasi anyaman bambu yang diberi nama Getah - Getih oleh Anies merupakan hal yang sia-sia.
Dana sebesar Rp 550 Juta menurut Veri sebaiknya diberikan untuk rakyat kecil yang lebih membutuhkan dalam jangka panjang seperti pembangunan rumah atau Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
Menurut Anies Baswedan, kritikan tersebut tak sesuai, sebab Getah Getih dibuat hanya untuk menyambut perhelatan olahraga Asian Games saja.
"Ini kan bukan jangkan panjang, ini sesuatu yang kita lakukan untuk menyambut Asian Games dan sekarang, sudah selesai Asian Games-nya," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (19/7/2019).
Bahkan Anies mengklaim 11 bulan adalah bonus, sebab seharusnya bambu dengan harga setengah miliar itu hanya bisa bertahan enam bulan saja.
"Pada waktu itu malah saya katakan diperkirakan usianya (hanya) enam bulan, dan bertahan sampai bulan Juli adalah bonus," ungkap Anies.
Meskipun banyak yang menyayangkan dana sebesar itu hanya digunakan untuk bambu yang bersifat sementara, Anies tak kapok mengundang seniman untuk berekspresi di Ibu Kota.
"Kita akan mengundang lebih banyak lagi pengrajin seniman yanv menggunakan material lokal untuk mengekspresikan karyanya di Jakarta," kata Anies.
Bahkan karya-karya para seniman itu bisa dipajang dimana saja seperti di taman ataupu fasilitas umum lainnya.