"Saya sehari pernah menangani sembilan tempat dalam sehari. Sebelum hari Hnl-nya saya keliling. Dan tidak hujan," ujarnya.
Namun, Mbah Rebo pun juga bisa menangkal hujan dari jarak jauh.
"Saya juga pernah menangani hujan dari jarak jauh. Seringnya pas acara polisi di Sukabumi. Yang Cap Go Meh itu juga dari jauh. Tinggal telepon saya saja," tambahnya.
Akan tetapi, ia pernah gagal saat menangani cuaca buruk.
Sebab, lanjutnya, ada sejumlah pantangan yang tak boleh dilanggar oleh Mbah Rebo.
Ia tak boleh minum air dingin maupun mandi dengan air dingin.
"Waktu acara ke Sukabumi, saya nginap di sana. Tapi salahnya saya mandi air dingin di sekitar gunung Ceremai. Abis mandi langsung hujan deras,"
"Tapi dari ratusan acara nikahan, hanya gagal tiga kali. Tapi wedding alhamdulilah selalu lancar," katanya.
Selain menahan hujan, ia juga mampu untuk memanggil hujan turun.
Jasanya itu pernah diminta oleh pihak Lanud Halim Perdana Kusuma untuk membasahi sekitaran area Lanud.
"Saya disuruh hujanin karena rumput kering di musim kemarau kan takut kebakaran. Saya bantu untuk turunkan hujan, alhamdulilah, percaya enggak percaya," tambahnya.
Tarif Hingga Rp 3 Juta
Saat awal belajar menjadi pawang hujan, Mbah Rebo dibayar berkisar antara Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta.
Kini, jasanya kian menanjak seiring dengan banyaknya pihak penyelenggara acara yang memercayai keahliannya itu.