TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Martin Pistagnesi (45), seorang warga negara asing (WNA) asal Kanada mendadak viral lantaran ikut memotong daging kurban bersama warga.
Rupanya sudah kurang lebih empat tahun dia menetap di Sukamajaya, Depok, Jawa Barat.
Sejak Maret 2019, ia dan istrinya, Suzan, tinggal di Griya Lembah Depok, Abadi Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
Rumah Martin Pistagnesi dengan masjid hanya selemparan batu.
Ia diajak oleh pihak RT untuk membantu memotong daging kambing maupun sapi yang dikurbankan.
Martin Pistagnesi menjadi mualaf kurang lebih 1,5 tahun.
Tanpa sungkan, ia pun menerima ajakan RT untuk membantu bersama petugas kurban memotong daging kurban untuk dibagikan kepada yang berhak.
"Saya Muslim, saya terus diajak pihak RT. Jadi saya ikut. Tapi sebenarnya saya juga udah berencana mau ikut," aku Martin Pistagnesi kepada TribunJakarta.com di kediamannya, Senin (12/8/2019).
• Hati Gisel Bergetar Lihat Reaksi Gempi saat Akan Ditinggal Pergi ke Medan
• Kolaborasi Samsung dengan Xiaomi, Umumkan Ponsel Terbaru dengan Resolusi Kamera 108 Megapiksel
Martin Pistagnesi memberikan respons sangat baik saat diajak untuk memotong dan membagi-bagikan daging hewan kurban.
Ia sepenuh hati membantu para petugas jagal.
Pasalnya, sudah kewajiban umat Muslim untuk berbagi antarsesama.
Bukan hanya mementingkan diri sendiri tapi juga orang lain.
"Saya melakukan dari hati saya untuk bantu sesama. Ketika orang lain enggak punya makanan, ini cara kita untuk memberikannya," terang dia.
Bagi Martin Pistagnesi, ia ikut membantu memotong daging kurban bukan untuk membaur dengan warga Depok.
Lebih penting, kata Martin Pistagnesi, ia melakukannya untuk membantu pihak panitia dalam membagikan daging ke orang yang layak dibantu.
"Saya melakukan ini bukan karena ingin diakui, diterima. Atau orang-orang jadi banyak yang suka karena saya bule. Saya bantu karena ingin berbagi," akunya.
Dalam sudut pandangnya, warga di lingkungannya memiliki karakter terbuka secara pikiran.
"Di cluster ini, orang-orang tersenyum dan baik kepada saya. Mereka memiliki pemikiran terbuka. Saya mudah berbaur dengan mereka," ungkapnya.
Nyaman Tinggal di Depok
Martin Pistagnesi merasa nyaman tinggal di Depok, Jawa Barat.
Ia tak ingin tinggal di Kanada karena kebiasaan yang jauh berbeda ketimbang di Depok.
Ibarat alon-alon asal Kelakon, menurutnya, hidup di Depok lebih tenang dan perlahan dan tak dituntut serba cepat.
"Di Kanada enggak bisa hidup berlangsung cepat. Saya ingin enjoy padahal," tambahnya.
• Hari Tasyrik Sampai Tanggal 13 Dzulhijjah, Diharamkan Berpuasa: Ini Amalan yang Dapat Dilakukan
• Ramalan Zodiak Hari Ini, Selasa 13 Agustusn 2019: Kejutan untuk Pisces, Virgo Atasan Senang Dengamu!
Dulu, Martin Pistagnesi sempat berkunjung ke beberapa Negara di Asia. Namun, tak ada yang senyaman di Indonesia.
"Saya bisa ngobrol dengan siapa saja. Halo mister, semuanya menyapa saya begitu," ujarnya sambil menirukan orang Indonesia.
Akan tetapi, Martin Pistagnesi mengaku belum memiliki pekerjaan di Depok lantaran ia tak mempunyai surat izin kerja.
Seandainya, ada akses untuk bekerja dan tersedia izin bekerja, ia akan memanfaatkan peluang itu.
"Di sini saya kerjakan apa yang saya bisa. Seperti membantu membetulkan mesin kendaraan," ujarnya.
Mantan Tentara PBB di Somalia dan Afganistan
Di usia muda, jiwa sosial Martin Pistagnesi sebenarnya sudah tumbuh.
Ia pernah menjadi seorang tentara perdamaian di beberapa Negara konflik perang.
Kala itu, ia pernah dikirim ke Afghanistan dan Somalia.
Dari kesaksiannya, ia pernah melihat banyak mayat bergelimpangan dan anak-anak hidup tanpa orangtuanya.
"Background saya tentara. Saya membantu melindungi dan mengirimkan pasokan makanan ke mereka. Itu tanggung jawab tentara PBB," kenangnya.
Namun menginjak usia 25 tahun, ia memutuskan keluar menjadi tentara dan kembali meneruskan pendidikan.
"Sampai akhirnya di Kanada saya bisnis. Tapi sangat lelah, akhirnya keliling berbagai negara dan akhirnya berlabuh ke sini," tambahnya.
Tak Suka Jeroan dan Makanan Berminyak
Selepas membantu warga potong daging kurban, Martin Pistagnesi mendapatkan jatah satu kilogram daging sapi dan satu kilogram daging kambing.
Namun, ia mengaku tak suka menyantap jeroan yang turut diberikan di dalam bungkusan itu.
"Tapi jeroan saya enggak makan, enggak suka," ujarnya seraya tertawa.
Rencananya, daging pemberian warga bakal ia sate atau dibuat barbeque.
Selain itu, ia termasuk pemilih untuk soal makanan.
Sebab, sebagian besar makanan di Indonesia berminyak.
"Kalau mau sehat dipanggang atau direbus. Saya udah mual dengan banyak makan makanan berminyak di sini," ucapnya.
• 100 Anggota Polsek Tamansari Jalani Tes Urine Dadakan
• Iriana Merasa Keasinan Rasakan Daging Kurban Olahan Chef Hotel Bintang 5
Saat penyembelihan hewan kurban, Martin Pistagnesi sempat diajak untuk menyaksikannya.
Tapi, ia menolak ajakan pihak panitia.
"Di Somalia saya melihat lebih parah ketimbang hanya sapi yang dipotong. Saya memang enggak mau melihat, karena saya enggak nyaman saja," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Viral Bule Kanada Martin Pistagnesi Ikut Potong Daging Kurban, Mantan Tentara PBB di Afganistan, https://jakarta.tribunnews.com/2019/08/13/viral-bule-kanada-martin-pistagnesi-ikut-potong-daging-kurban-mantan-tentara-pbb-di-afganistan?page=all.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas
Editor: Y Gustaman