"Ini kayaknya tempat kejadian semalam, tutup yah," ujar seorang pengunjung sambil berlalu.
Seorang pegawai yang ada di sekitar restoran itu mengatakan, setelah peristiwa tadi malam, restoran hari ini tidak buka.
"Ya emang tutup pas kejadian kemarin yang ribut-ribut," ucap pegawai yang tidak mau sebutkan namanya tersebut.
4. Tanggapan Psikolog
Menanggapi kasus ini, psikolog Universitas Negeri Semarang, Hening Widyastuti memberikan penjelasannya.
Hening menjelaskan bahwa antara dua orang yang terlibat cekcok, biasanya karena ada konflik lama yang belum terselesaikan.
Hal itulah yang membuat rasa benci dan dendam semakin lama semakin membesar.
Hingga pada akhirnya, ada stimulus yang kembali menjadi pemicu pertikaan.
Kunci Jawaban Post Test Modul 2 Kondisi Seperti Apa yang Biasanya Membuat Anda Belajar Lebih Optimal
15 Latihan Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka, Di Bawah Atap
15 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD BAB 4 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Meliuk dan Menerjang
Masih kata Hening, persoalan awalnya bisa jadi hanya masalah sepele.
Namun, karena sudah berkonflik dalam waktu yang lama, pertikaian bisa jadi meledak pada momen-momen tertentu.
"Rasa kebencian dan dendam yang mendera mengakibatkan akal pikiran jernihnya tertutup."
"Sehingga dia tidak mampu untuk mengontrol dirinya sendiri berpikir jernih," kata Hening.
Orang yang berada dalam kemarahan seperti itu, di dalam pikirannya hanya mempunyai satu solusi, yaitu membunuh.
Hening menambahkan bahwa kejadian ini tidak mengindikasikan adanya kelainan jiwa pada pelaku.