Hal tersebut disampaikan orator aksi dari atas mobil komando yang terparkir di depan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Sabtu (28/9/2019).
"Saudara-saudara siap untuk mengikuti aksi 30 September lusa bergabung bersama adik-adik mahasiswa?" tanya orator.
"Siaaap," jawab massa aksi Mujahid 212 serempak.
Peserta dalam aksi damai ini beragam mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa.
Mereka mengenakan pakaian muslim dan membawa atribut spanduk serta bendera tauhid.
Aksi damai berlangsung tertib. Perwakilan massa aksi juga rutin berkeliling lokasi sambil membawa kantung sampah untuk memastikan tidak ada sampah yang berserakan di lokasi aksi.
Peserta Aksi Mujahid 212 Tolak Dianggap Ambil Momentum Demo Mahasiswa
Sejumlah peserta Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI, menanggapi komentar tentang aksi tersebut yang dinilai mengambil momentum aksi mahasiswa sebelumnya.
Seperti diketahui, pada 23 dan 24 September 2019, ada demo besar-besaran mahasiswa di sekitar gedung DPR MPR Jakarta.
Bahkan satu hari setelahnya, tanggal 25 September 2019, ada aksi pelajar yang juga menyedot perhatian masyarakat.
Aji, salah satu peserta aksi asal Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), tidak setuju aksi Mujahid 212 dikatakan mengambil momentum dari rentetan aksi sebelumnya.
"Enggak lah, kita kan menyuarakan aspirasi yang berbeda, saya sih enggak setujuya kalau seperti itu," ujar Aji, di Stasiun Rawa Buntu, Serpong, Tangsel, Sabtu (28/9/2019).
Hal yang sama diutarakan Reval, peserta aksi dari Serpong, menurutnya, perencanaan aksi 212 susah lebih dulu ketimbang aksi mahasiswa dan pelajar.
"Enggak lah, kan memang sudah direncanain jauh hari, enggak tahu kalau tiba-tiba mahasiswa demo kemarin kan," ujar Reval di lokasi yang sama.
Ia yang berangkat bersama tiga temannya itu mengaku mengetahui informasi hal aksi 212 dari media sosial.
"Tahu dari medsos, kan sebelumnya namanya parade Tauhid, terus berubah jadi Mujahid 212 Selamatkan NKRI," ujarnya.