Rahmat mengaku berangkat bersama belasan teman-temannya yang juga siswa SMA.
Berawal dari ajakan lewat grup WhatsApp dengan iming-iming Rp 40 ribu Rahmat akhirnya memutuskan ikut berangkat.
Ia akhirnya meminjam seragam SMA lengkap dari temannya.
"Yang minjemin baju temen. Saya minjem doang buat ke sana," kata Rahmat di Mapolres Jakarta Utara.
Rahmat ditangkap saat hendak menumpang truk (BM-BMan) menuju ke Gedung DPR.
• Hindari Muridnya Ikut Unjuk Rasa, Kepala SMAN 24 Larang Pulang Pelajar Sebelum Dijemput
• Serius Ikut Demo, Mahasiswi Ini Siapkan Kacamata Renang, Deodoran, Salep Luka, Hingga Body Lotion
Setelah ditangkap, ia baru mengaku bekerja sebagai sekuriti di kawasan Cakung, Jakarta Timur.
"Mantan pelajar sudah selesai, sekarang udah lulus. Kerja di Cakung, jadi sekuriti," kata Rahmat.
Kini, Rahmat dan siswa sekolah lainnya yang diamankan masih dikumpulkan di halaman Mapolres Metro Jakarta Utara guna didata.
Rusak Kawat Pembatas
Aksi unjuk rasa menolak RKUHP dan revisi UU KPK di sekitar kawasan Gedung DPR RI kian memanas, Senin (30/9/2019).
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi sekira pukul 15.10 WIB, kawat berduri yang berada di depan Restoran Pulau Dua, Tanah Abang, Jakarta Pusat mulai dirusak massa.
Mereka tampak merusak kawat berduri itu menggunakan water barrier berkelir oranye.
Tak hanya melempar water barrier ke arah kawat berduri, mereka juga tampak menarik paksa kawat berduri pembatas itu.
Beberapa kali lemparan batu dan botol air mineral juga tampak dilakukan ke arah petugas kepolisian yang berjaga tepat di depannya.