News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demo Tolak RUU KUHP dan UU KPK

Catatan KPAD Kota Bekasi: 400 Pelajar Diamankan Selama Gelombang Unjuk Rasa

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polres Metro Bekasi Kota saat mengamankan ratusan pelajar yang hendak mengikuti unjuk rasa ke Jakarta. Senin (30/9/2019)

TRIBUNNEWS.COM, BEKASIKomisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi mencatat sebanyak 400 siswa yang diamankan Polres Metro Bekasi Kota selama gelombang pergerakan pelajar unjuk rasa ke Jakarta.

"Ada sekitar 400 pelajar, mereka berasal dari berbagai daerah seperti Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Karawang, hingga beberapa diketahui berasal dari Jawa Tengah," kata ketua KPAD Kota Bekasi, Aris Setiawan, Rabu (2/10/2019).

Polres Metro Bekasi Kota saat mengamankan ratusan pelajar yang hendak mengikuti unjuk rasa ke Jakarta. Senin (30/9/2019). (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)
Aris menjelaskan, ratusan pelajar ini diamankan oleh polisi ketika hendak bergerak menuju Jakarta.

Mereka dihadang personel kepolisian di sejumlah titik seperti di jalan raya menuju perbatasan dan Stasiun Bekasi.

"Mereka kedapatan bergerak menggunakan mobil bak terbuka atau menggunakan kereta, beberapa dari mereka juga sengaja bolos sekolah," jelas dia.

Pergerakan pelajar yang ingin ikut menggelar aksi unjuk rasa rata-rata didominasi ajakan yang tersebar melalui media sosial.

Mayoritas dari pelajar yang terjaring banyak yang hanya sekedar ikutan-ikutan untuk datang ke Jakarta tanpa tahu apa yang ingin diaspirasikan.

"Media sosial punya peran yang luar biasa, dari sekedar identitas, jatidiri, bahkan role model negatif yang menjadi kebanggaan demo ala anak STM," ujarnya.

Pihaknya bersama Polres Metro Bekasi Kota dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bekasi telah melakukan kordinasi untuk melakukan pembinaan ke sekolah-sekolah.

Kepala Bagian Operasional Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Hersiantony menegaskan pihaknya melakukan pembinana dengan mendatangi langsung sekolah-sekolah yang siswanya kedapatan terjaring razia hendak menuju Jakarta.

"Sudah dari kemarin pagi upacara kita pejabat sama perwira di seprinkan (surat perintah) menggelar apel di sekolah-sekolah. Tujuannya untuk memberikan himbauan agar tidak terhasut, itu rata-rata mereka terhasut oleh medsos, tergerak karena ajakan di medsos," tegas dia.

Adapun pelajar yang diamankan langsung dikumpulkan di Mapolres Metro Bekasi Kota, mereka dibina untuk selanjutnya dikembalikan ke sekolah dan orangtua masing-masing.

Kak Seto Kunjungi Pelajar yang Diamankan Polres Jakut: Mereka Korban Bujuk Rayu

Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mengunjungi Polres Metro Jakarta Utara untuk melihat kondisi puluhan pelajar yang diamankan ketika hendak berdemo ke Gedung DPR RI.

Kunjungan LPAI sekaligus untuk membina para pelajar ini sebelum mereka kembali ke kediamannya masing-masing.

Ketua LPAI, Seto Mulyadi atau Kak Seto mendatangi lantai 6 Mapolres Metro Jakarta Utara, di mana orangtua dan para pelajar yang diamankan dikumpulkan.

Setelah tiba, Kak Seto langsung menyalami sekaligus menanyakan kabar para orangtua dan pelajar ini.

"Kami apresiasi polisi yang telah dengan tepat menangani anak-anak ini. Kita semua tahu anak-anak ini sebenarnya korban juga," kata Kak Seto kepada wartawan, Rabu (2/10/2019).

Menurut Kak Seto, puluhan anak yang diamankan ini sejatinya merupakan korban.

Mereka menjadi korban ajakan berbagai pihak sehingga ikut berangkat demo ke Gedung DPR RI.

Jiwa muda yang masih menggelora, kata Kak Seto, sulit dibendung sehingga para pelajar ini pun cenderung ikut-ikutan saja.

"(Mereka) korban bujuk rayu, entah berbagai hal yang menggelorakan semangat mereka sebagai anak-anak remaja. Kita tahu bahwa anak-anak remaja itu dinamikanya luar biasa, sedang dalam puncak-puncaknya ada ledakan-ledakan yang hebat," ucap Kak Seto.

Kak Seto juga menilai, penanganan yang dilakukan Polres Metro Jakarta Utara terhadap para pelajar ini sudah sesuai dengan prosedurnya.

Polres Metro Jakarta Utara juga dianggap telah menangani anak-anak ini dengan mengacu pada UU Perlindungan Anak.

Adapun berdasarkan data Polres Metro Jakarta Utara, ada sebanyak 68 orang pelajar yang diamankan dari sekitaran Stasiun Tanjung Priok pada Selasa (1/10/2019).

Setelah diamankan, para pelajar ini langsung dibawa ke Mapolres Metro Jakarta Utara.

"Kami bawa ke Polres Metro Jakarta Utara kemudian kami coba memeriksa kesehatan. Kami berikan apa yang bisa kami berikan, seperti makanan, minuman, dan tempat untuk istirahat," kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Budhi Herdi Susianto.

Dari jumlah total, 23 di antaranya sudah dipulangkan Selasa malam, sementara 44 di antaranya dikembalikan kepada orang tuanya hari ini.

Adapun satu lainnya masih akan ditahan guna diperiksa lantaran positif mengonsumsi sabu dan ganja.

Ibu Jaga Adik di Rumah, Siswa SMK Asal Kuningan yang Diamankan Saat Hendak Demo ke DPR Menyesal

Polres Metro Jakarta Utara kembali mengamankan puluhan pelajar yang hendak berangkat menuju ke Gedung DPR RI, Selasa (1/10/2019). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

YI (17) menyesal sejadi-jadinya saat tahu sang ibu tengah menjaga adiknya yang sakit di rumahnya, Kuningan, Jawa Barat.

Penyesalan itu terlihat jelas di kedia mata YI yang berkaca-kaca, terutama karena saat ini ia masih berada di Polres Metro Jakarta Utara usai ditangkap saat hendak berdemo ke Gedung DPR RI.

Siswa kelas 3 SMKN 4 Kuningan ini menyesal karena saat sang ibu sedang menjaga adiknya yang sakit, dirinya malah berada jauh dari rumah.

Sementara sang ayah sedang bekerja di Sulawesi.

"Ngedengernya sedih. Kalo tahu kayak gini sih nggak usah ngikut," kata YI saat berbincang dengan TribunJakarta.com, Rabu (2/10/2019).

Sulung dari dua bersaudara itu berangkat pada Senin (30/9/2019) lalu ke Jakarta.

Keberangkatannya dipicu sejumlah brosur di media sosial yang berisi ajakan demo di Gedung DPR RI.

YI pun berangkat sendirian dari Kuningan. Padahal, pada hari keberangkatannya itu ia harusnya pergi ke Cirebon untuk praktek kerja lapangan (PKL).

"Iya saya sendiri. Awalnya ngeliat brosur, dari media sosial. Dari Facebook, Whatsapp. Isi ajakannya demo, STM semuanya gabung 30 September," kata YI.

Dari Kuningan, YI bertemu dengan pelajar lainnya. Mereka lalu menumpang truk (BM-BM-an) sampai ke Jakarta, sekitaran Gedung DPR RI.

Selesai berkumpul di gedung DPR, YI dan puluhan pelajar asal Jawa Barat lainnya berencana pulang naik kereta.

Mereka pun menuju ke Stasiun Tanjung Priok pada Senin malam dan menunggu di sana hingga Selasa (1/10/2019) pagi.

Lalu, saat puluhan pelajar itu tengah tidur-tiduran di trotoar sekitaran Stasiun Tanjung Priok, mereka diamankan polisi.

"Rencananya pulang dari stasiun Tanjung Priok, lagi nunggu, tidur-tiduran, tahu-tahu ada polisi," ucap YI.

YI diamankan di Mapolres Metro Jakarta Utara sejak kemarin. Hari ini, dirinya akan pulang ke Kuningan setelah guru teknik listrik SMKN 4 Kuningan, Adis Azis menjemput bersama dua guru lainnya.

Polisi yang berupaya memulangkan anak ini ke tempat asalnya hanya bisa mengontak pihak SMKN 4 Kuningan.

Tiga orang guru SMKN 4 Kuningan pun tak tinggal diam dan berangkat pada pagi tadi ke Polres Metro Jakarta Utara guna memenuhi panggilan polisi.

"Saya dari SMKN 4 Kuningan. Kemarin itu, Selasa siang, dapat panggilan dari polisi kalau ada siswa kami yang diamankan," kata Adis.

Setelah mendapatkan panggilan dari polisi, pihak sekolah tak lantas berangkat ke Jakarta Utara.

Adis dan guru lainnya berupaya mengonfirmasi keberadaan YI ke rumahnya.

Pihak sekolah pun bertemu ibunda YI, yang di rumahnya hanya berdua dengan adik YI yang masih balita dan sedang sakit.

Sementara ayah YI sedang bekerja di luar kota, tepatnya di Sulawesi.

Tidak tega melihat ibunda YI, pihak sekolah pun belum memberitahu apa yang polisi sampaikan.

"Kita tidak tega melihat ibunya itu, apalagi punya anak kecil lagi sakit. Akhirnya kita hanya tanya keberadaan dia (YI) saja," kata Adis, yang merupakan guru Teknik Listrik SMKN 4 Kuningan.

Adis juga mengungkapkan, belakangan YI tengah mengikuti PKL di salah satu perusahaan du Cirebon.

Saat sekolah mengumpulkan seluruh siswanya untuk menandatangani surat pernyataan tak ikut demo ke Jakarta pada Senin lalu, YI tampak tak hadir.

Ia juga ternyata tidak masuk PKL.

"Kita kumpulin anaknya buat surat pernyataan agar tidak ikut demo ke Jakarta. Nah kita tahu si anak ini nggak ada, temen-temennya juga nggak tahu dia ke mana," kata Adis.

Adis dan dua guru lainnya berangkat ke Mapolres Metro Jakarta Utara pagi tadi.

Pamitnya PKL ke Cirebon, Siswa SMKN 4 Kuningan Diamankan Polres Jakut saat Hendak Demo Ke DPR

Puluhan orangtua dan guru dari para pelajar yang diamankan saat hendak berdemo ke Gedung DPR RI mendatangi Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (2/10/2019). (TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino)

Seorang siswa kelas 12 SMKN 4 Kuningan, YI (18), diamankan beserta puluhan pelajar lainnya ketika hendak berdemo ke Gedung DPR RI, Selasa (1/10/2019) kemarin.

Usai diamankan, YI dibawa ke Mapolres Metro Jakarta Utara guna didata dan dimintai keterangan.

YI sudah dua hari berada di Jakarta. Pelajar asal Kuningan, Jawa Barat itu pamit ke orangtuanya sejak Minggu (29/9/2019) lalu.

Ia berasalan akan pergi praktek kerja lapangan, meski kenyataannya berbanding terbalik.

Anak sulung itu malah diduga ikut-ikutan pelajar lainnya ke Gedung DPR RI pada Senin (30/9/2019) lalu dengan tujuan ikut berdemo.

Singkat cerita, YI pun diamankan. Polisi yang berupaya memulangkan anak ini ke tempat asalnya hanya bisa mengontak pihak SMKN 4 Kuningan.

Tiga orang guru SMKN 4 Kuningan pun tak tinggal diam dan berangkat pada pagi tadi ke Polres Metro Jakarta Utara guna memenuhi panggilan polisi.

"Saya dari SMKN 4 Kuningan. Kemarin itu, Selasa siang, dapat panggilan dari polisi kalau ada siswa kami yang diamankan," kata Adis Azis, salah satu guru, kepada TribunJakarta.com, Rabu (2/10/2019).

Setelah mendapatkan panggilan dari polisi, pihak sekolah tak lantas berangkat ke Jakarta Utara.

Adis dan guru lainnya berupaya mengonfirmasi keberadaan YI ke rumahnya.

Pihak sekolah pun bertemu ibunda YI, yang di rumahnya hanya berdua dengan adik YI yang masih balita dan sedang sakit.

Sementara ayah YI sedang bekerja di luar kota, tepatnya di Sulawesi.

Tidak tega melihat ibunda YI, pihak sekolah pun belum memberitahu apa yang polisi sampaikan.

"Kita tidak tega melihat ibunya itu, apalagi punya anak kecil lagi sakit," kata Adis, yang merupakan guru Teknik Listrik SMKN 4 Kuningan.

"Akhirnya kita hanya tanya keberadaan dia (YI) saja," sambungnya.

Adis juga mengungkapkan, belakangan YI tengah mengikuti PKL di salah satu perusahaan du Cirebon.

Saat sekolah mengumpulkan seluruh siswanya untuk menandatangani surat pernyataan tak ikut demo ke Jakarta pada Senin lalu, YI tampak tak hadir.

Ia juga ternyata tidak masuk PKL.

"Kita kumpulin anaknya buat surat pernyataan agar tidak ikut demo ke Jakarta. Nah kita tahu si anak ini nggak ada, temen-temennya juga nggak tahu dia ke mana," kata Adis.

Adis dan dua guru lainnya berangkat ke Mapolres Metro Jakarta Utara pagi tadi.

Hingga kini, Adis mengaku belum mengetahui kondisi anak didiknya itu.

Dari Jawa Barat, Orangtua dan Guru Datangi Polres Jakut Jemput Pelajar yang Diamankan Saat Demo

YI (17) di Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (2/10/2019). (TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino)

Puluhan orangtua dan guru dari para pelajar yang diamankan saat hendak berdemo ke Gedung DPR RI mendatangi Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (2/10/2019).

Kedatangan para orang tua tersebut guna menjemput anak dan murid mereka yang sampai sekarang masih berada di kantor polisi tersebut.

Pantauan TribunJakarta.com pada pukul 11.42 WIB, puluhan orangtua dan guru ini dikumpulkan di lantai 4 Mapolres Metro Jakarta Utara.

Mereka masih menunggu arahan selanjutnya untuk bisa menjemput anak-anak mereka.

• Jaksa Penuntut Umum Siap Buktikan Dakwaan Terhadap Nunung dan July Jan Sambiran di Persidangan

• MASIH BERLANGSUNG Link Live Streaming Persipura Vs Tira Persikabo: Tuan Rumah Jebol Gawang Lawan

• Kisah Angga, Seorang Anggota PPSU yang Satukan The Jak dan Viking, Berangkat ke Seoul Berkat Reggae

• Mobil Jazz Alami Kecelakaan Tunggal di Tol JORR Bekasi

Adapun puluhan orangtua dan guru ini datang jauh-jauh dari luar Jakarta, tepatnya beberapa wilayah di Jawa Barat.

Penangkapan terhadap 59 pelajar dilakukan polisi pada Selasa (1/10/2019) kemarin.

Kala itu, puluhan pelajar tersebut tengah tidur-tiduran di sekitaran Gedung Kejari Jakarta Utara, Terminal Tanjung Priok, dan Stasiun Tanjung Priok.

Ketika diamankan, para pelajar tersebut mengaku berasal dari beberapa wilayah di Jawa Barat.

"Itu mereka dari Cirebon, Kuningan, Cikampek serta Sumedang," kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Budhi Herdi Susianto

Penulis: Yusuf Bachtiar

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: KPAD Kota Bekasi Catatan 400 Pelajar Diamankan Selama Gelombang Unjuk Rasa ke Jakarta

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini