News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demo Tolak RUU KUHP dan UU KPK

Polres Tangsel Antisipasi Gerakan Mahasiswa yang akan Demonstrasi ke Jakarta

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa dari berbagai universitas di Aceh memadati halaman Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Kamis (26/9/2019). Mereka menuntut penolakan terhadap RUU KUHP, UU KPK, dan mengadili oknum perusak lingkungan.

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Minggu (20/10/2019) mendatang, benar-benar menjadi atensi aparat Polres Tangerang Selatan (Tangsel).

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Gatot Edi Pramono sudah menyatakan tidak akan memberi izin aksi mulai Selasa (15/10/2019) sampai hari H pelantikan.

Kabag Ops Polres Tangsel, Kompol Murodih, mengatakan, pihaknya siap menghalai massa dari atau yang melintasi Tangsel menuju Jakarta.

"Sementara kita antisipasi pada saat nanti tanggal 20 kita menyiapkan siaga, untuk keberangkatan-keberangkatan bila ada massa atau mahasiswa yang berangkat," ujar Murodih saat dihubungi, Rabu (16/10/2019).

Murodih mengatakan, anggotanya yang disebar ke sejumlah titik akan memberikan pemahaman kepada massa yang akan ke Jakarta.

• Diyakini Punya Pegangan, Wanita Cantik Ini Kasih Pengakuan Bisa Gelapkan Puluhan Mobil Rental

• Curhat Pemain Senior Persija Setelah Dipermalukan Semen Padang: Pemain Harus Introspeksi

Beberapa hari sebelumnya, pihak kepolisian juga sudah menyosialisasikan dan membberikan imbauan kepada mahasiswa, pelajar atau masyarakat secara luas untuk menjaga kondusifitas.

"Apa bila ada konsentrasi massa kita coba akan mendekatkan dan kita sampaikan dengan pemahaman-pemahaman," ujarnya.

Jika massa tetap memaksa untuk berangkat, Mirodih mengatakan pihaknya tidak segan akan membubarkan.

"Ya kalau mereka terpaksa, kita bubarkan paksa," jelasnya. (Jaisy Rahman Tohir)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Polres Tangsel Siap Halau Massa ke Jakarta Saat Hari Pelantikan Presiden

BEM SI bakal demonstrasi di Istana

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) se Jabodetabek-Banten menyerukan aksi demonstrasi yang rencananya akan dilakukan besok, Kamis (17/10/2019).

Mereka menyerukan aksi #tuntaskanreformasi mendesak Perppu membatalkan UU KPK hasil revisi di Istana Merdeka, Jakarta.

Baca: Densus 88 Amankan Busur Panah Dari Rumah Pasangan Suami Istri Terduga Teroris di Sragen

Seruan diunggah melalui postingan sosial media Instagram BEM SI dengan alamat @bem_si pada Rabu sore.

Baca: Gosipnya Vicky Nitinegoro Terjerat Kasus Narkoba, Fotonya Bersama Polisi Beredar

Ghozi Basyir Koordinator Media BEM SI saat dikonfirmasi membenarkan soal seruan aksi dan rencana demonstrasi mahasiswa tersebut di Istana Merdeka.

"Benar, benaran ada aksi," kata Ghozi seperti dikutip Antara.

Ia mengatakan, aksi ini akan diikuti oleh mahasiswa dari aliansi BEM SI Jabodetabek dan Banten, dengan estimasi massa sekitar 2.000 orang.

Aksi ini direncanakan mulai jam 13.00 WIB sampai selesai sekitar jam 18.00 WIB.

Terkait penyataan Polri tidak mengeluarkan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) demonstrasi jelang pelantikan presiden, Ghozin mengatakan, mahasiswa tetap akan turun melakukan aksi.

"Kita mah di negara demokrasi ini tetap gelar aksi. Kan surat aksi itu kan pemberitahuan, bukan izin," katanya.

Dalam postingan di sosmed BEM SI, seruan aksi mahasiswa ini mendesak pemerintah menuntaskan reformasi dan menghentikan berbagai hal buruk yang terjadi di Indonesia.

Aksi ini juga didasari oleh semangat 20 tahun reformasi yang menghendaki pemberantasan korupsi.

Hadirnya KPK sebagai bukti kuatnya kehendak membasmi korupsi. Pengesahan revisi UU KPK mendorong aksi mahasiswa di seluruh Nusantara dan mendesak presiden untuk mengambil sikap.

Situasi ini mendorong mahasiswa bereaksi dengan gerakan yang mereka sebut sebagai reformasi dikorupsi.

Terkait adanya isu demo mahasiswa ditunggangi dan bagaimana langkah antisipasi mencegah tidak terjadi kericuhan, Ghozi mengatakan, tetap fokus pada tuntutan mahasiswa dan tidak menginginkan adanya kericuhan.

"Waktu itu dari ITB dari kolap sudah mengatakan sebenarnya tidak mau aksi itu ricuh, tidak ada revolusi, kita tidak mau ada kata-kata itu ke pemerintah. Kita tetap fokus tuntutannya itu, kenapa harus ricuh," ujarnya. 

Untuk mengantisipasinya, lanjut Ghozi, pihaknya akan mengkondisikan dan membuktikan jika demo kali ini tidak akan ricuh. "

Antisipasi itu dengan mengkondisikan dari aliansi BEM SI sendiri, makanya itu besok kita membuktikan, kemarin kan aksi di DPR juga damai kan.

Makanya kita akan bukti kan lagi kalau aksi besok tidak akan ricuh," katanya.

Ghozi juga menegaskan aksi besok tidak akan ada revolusi reformasi, dan juga membuktikan bahwa demo tersebut akan berjalan kondusif.

"Ada isu di media juga, ngapain si BEM SI aksi ketika pelantikan mending istirahat saja kata Ngabalin dan lain-lain, tapi dari kita aksi kita tidak seperi itu bukan mengarah ke ricuh dengan segala macem. Kita tidak ada unsur-unsur segala macam atau menghentikan pelantikan," kata Ghozi.

Baca: UPDATE Situasi di Pelabuhan Feri Penajam: Massa Sempat Halangi Petugas Damkar Padamkan Api

Hingga saat ini Jokowi belum menyampaikan sikapnya soal UU KPK hasil revisi.

UU tersebut akan berlaku pada Kamis besok, meskipun Jokowi tidak menandatangani UU tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kamis Siang, Ribuan Mahasiswa Bakal Kembali Demo Desak Perppu KPK di Depan Istana

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini