William Aditya Sarana juga menorehkan penghargaan yang tak main-main.
Ia pernah meraih Juara 1 PKM-Penelitian FHUI (2016) dan Juara 3 Consdraft MPR RI (2017).
Bahkan, Alumni UI itu sempat diganjar penghargaan Student Research Award Tanoto Foundation (2015) dan Finalist of National Constitutional Drafting Competition Padjajaran Law Fair (2016).
William rupanya kerap menjadi pembicara di berbagai acara.
Sebut saja International Symposium Human Rights for Youth pada 2016 lalu yang digelar UI bersama organisasi Human Rights Resource Centre.
4. Ditolak Keluarga jadi Caleg
Masih dari Tribun Jakarta, keputusan William Aditya Sarana terjun ke politik praktis di usia muda rupanya sempat ditolak keluarga.
Penolakan tersebut karena adanya anggapan, politik itu "kotor."
"Yang kaget dan sempat menolak sebenarnya keluarga saya. Karena dianggap terlalu muda dan politik kotor."
"Keluarga awalnya enggak mendukung. Mereka (mulai) menerima ketika dapat nomor urut, karena rangkaiannya kan panjang sampai dapat nomor urut."
"Kalau pas seleksi kan kurang setuju," tutur dia.
Sang ayah yang seorang advokat ingin agar William mengikuti jejaknya.
Apalagi William juga memiliki latar belakang pendidikan hukum.
"Ayah saya advokat jadi mungkin ekspektasi ke saya juga jadi advokat."