Sembilan Siswa MTS di Ciputat Alami Perundungan: Dipukuli Hingga Dicekoki Miras oleh Seniornya

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bullying
Ilustrasi bullying

Di geng itu, para junior harus mengumpulkan uang sampai Rp 80 ribu per minggu.

Uang itu digunakan untuk membeli miras sampai peralatan tawuran, dari mulai gear motor sampai celurit.

Para senior yang mengetahui para juniornya ingin keluar dan mulai tidak nongkrong bareng lagi itu kesal.

"Sebenarnya anak saya dan yang lainnya ingin keluar. Mereka enggak nongkrong lagi. Eh taunya malah dijemput dan dikumpulin sampai dipukulin gitu," ujar Iqbal di Ciputat.

Iqbal menjelaskan, kejadian di rumah salah satu pelaku alias senior itu dan di kantin sekolah.

"Ada dua tempatnya, pertama anak saya dan yang lain dijemput ke rumah seniornya itu, dipukulin kan di situ. Ada juga yang besoknya di kantin sekolah," ujarnya.

Iqbal pun menceritakan penganiayaan para senior itu kepada para korban.

"Dipukulin, disuruh push up, dicekokin rokok, miras oplosan, anaknya sendiri yang bilang itu oplosan. Malaj ada yang disuruh matiin rokok pakai lidah," katanya.

Penganiayaan itu sampai membuat trauma di diri para korban, bahkan sampai ada yang dipindahkan dari sekolah.

Iqbal mengatakan, para orang tua korban memahami bahwa pelaku juga masih di bawah umur, namun ia berharap jalur hukum bisa memutus tradisi kekerasa di dunia pendidikan itu.

Laporan pun diterima Polsek Ciputat dengan nomor: LP/1124/K/XI/2019/Sek Cip/Res Tangsel.

"Kita ingin tradisi penataran senioritas itu enggak ada lagi. Pelaporan ini juga sudah kita bicarakan matang-matang. Semoga pelaku bisa mendapat ganjaran sepantasnya," ujarnya.

Semantara, Kepala Sekolah MTS Madrasah Pembangunan, Mompn Mujiburahman, menyayangkan hal itu.

Pihaknya sudah mengetahui kejadian itu atas laporan para orang tua murid korban.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini