Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polos dan ramah, itulah hal yang bisa digambarkan ketika melihat sosok Fitriyani (44).
Sudah tujuh tahun lamanya, Fitri singgah di Ibu Kota.
Tepat di tahun 2012, Fitri yang tinggal di Kalimantan Tengah mengenal Yuni yang berasal dari Pulau Jawa.
"Tinggal di Jakarta enak. Kerja enak dan gaji besar," ucap Fitri menirukan ucapan Yuni pada saat itu.
Baca: Kronologi Penemuan Tas Mencurigakan di Sekitar Masjid Istiqlal Jakarta, Polisi Pastikan Tak Ada Bom
Merasa terlena dan terbuai, akhirnya Fitri ikut ke Jakarta.
"Awalnya enggak ada kecurigaan apapun. Di situ tanpa biaya apapun saya sampai ke Jakarta dan lihat gedung tinggi."
"Sebab di kampung saya tinggal di pedalaman," katanya saat ditemui disekitaran Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (17/12/2019).
Sampai kekhawatiran pun muncul, ketika ia diajak ke daerah Tanah Abang sekira pukul 01.00 WIB.
"Saya mikir ngapain tengah malam keluar, bukannya tidur. Namanya polos saya enggak tahu akan di bawa kemana."
"Sampai tibalah di tempat yang dekat dengan rel kereta," sambungnya.
Setelah diusut, Fitri baru menyadari jika tempat tersebut merupakan lokasi prostitusi.
"Pas tahu tempat apa, saya sadar bahwa saya akan dijadikan Pekerja Seks Komersial (PSK)," katanya.
Memiliki sifat yang cuek dan santai membuat Fitri mengikuti cara main Yuni.
Hingga sampailah ia pada seorang lelaki yang menyewanya tanpa ia tahu berapa bayaran yang didapatkan Yuni.