"Di situ saya baru melawan, saya ucap berani kau sentuh badan saya, habislah kau," katanya.
Bukannya takut, lelaki tersebut justru malah mengajukan pertanyaan balik.
"Awak orang apa?" ucap lelaki itu.
"Saya orang Dayak," sahut Fitri dengan cepat.
"Dayak apa?" balas lelaki tersebut dengan suara lantang tak mau kalah.
"Saya dari Sampit," tegas Fitri.
Usai percakapan sengit, suasana menjadi hening seketika.
Sampai lelaki yang tak pernah diketahui namanya itu menanyakan soal tragedi kemanusiaan dua suku di sana.
"Setelah itu dia pergi tanpa permisi dan saya pun ikut pergi dengan santai," ungkapnya.
Tanpa arah dan tujuan dan bermodalkan pakaian yang melekat, tibalah Fitri di Monas, Jakarta Pusat.
Ia segera menceritakan kejadian yang dialaminya termasuk penipuan tersebut kepada satpam di lokasi itu.
"Akhirnya satpam itu carikan saya kerjakan dan di suruh jadi tukang masak. Karena cita rasa yang tak sesuai akhirnya setelah 3 bulan kerja saya dipecat," jelasnya.
Tanpa mengeluh, akhirnya Fitri memutuskan berjalan kaki ke kawasan Kampung Sumur, Jakarta Timur.
Setibanya di sana ia tak sengaja bertemu dengan pemulung yang menggunakan gerobak.