TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak masyarakat mengapresiasi petugas yang bekerja menangani banjir.
Anies mengatakan, petugas akan siap merespons apa yang dibuthkan warga Jakarta terkait masalah banjir.
"Apa yang Anda dibutuhkan kami akan merespons, ada 120 ribu yang bertugas di lapangan," tutur Anies saat diwawancara Kompas TV, Kamis (2/1/2020) sore.
Anies menyebut bahwa petugas-petugas tersebut bekerja sejak tanggal 31 Desember 2019 untuk menyiapkan acara pergantian tahun baru 2020.
Namun ketika acara selesai, mereka belum pulang dan justru mendpaat pekerjaan baru yakni menangani masalah banjir.
Ia pun menyoroti, bahwa para petugas tersebut seringkali tidak mendapat apresiasi ketika berhasil menyelesaikan persoalan banjir.
Sebaliknya, ketika ada sesuatu yang kurang justru kerap kali mendapat sorotan negatif.
"Mereka ini yang membersihan lumpur ini tidak pernah dipuji, tapi ada yang kurang di 'blow up', kasihan betul mereka itu," ucap Anies, saat meninjau Kampung Pulo.
Ia pun mengajak kepada msyarakat agar memberikan apresiasi kepada para staf yang bertugas tersebut, terlebih telah bekerja sejak dua hari belakangan.
"Izinkan saya atas nama warga jakarta, atas nama pemerintah memuji para staf yang tak terlihat itu," ucap Anies.
"Izinkan saya menyampaikan di sini, yuk kita sama-sama apresiasi mereka-mereka yang bertugas," lanjutnya.
Kebutuhan Pengungsi
Anies menjelaskan, memasuki hari kedua banjir, banyak warga yang memilih untuk kembali ke rumahnya kartena air sudah surut.
Ia mencatat, setidaknya jumlah pengungsi saat ini telah berkurang menjadi sekitar 5 ribu pengungsi dari jumlah sebelumnya sekitra 19 ribu pengungusi.
Untuk kebutuhan yang diperlukan saat ini, ia menjelaskan beda tempat beda kebutuhan.
Namun demikian, kebutuhan yang sama dan utama dari pengungsi yakni membutuhkan makanan serta air minum.
Selain itu, kebtuhan bayi dan orang tua juga menjadi penting, dan selebihnya bervariasi antar satu tempat-tempat lainnya.
"Nanti sesudah betul-betul surut, maka pemerintah, kita sudah siap akan mendistribusikan karbol."
"Desinfektan kita tahu fungsinya untuk memastikan bahwa rumah-rumah kembali menjadi tempat yang sehat," jelas Anies.
Instruksi Presiden
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyampaikan pesan agar keselamatan warga menjadi prioritas dalam penanganan banjir ini.
Hal itu disampaikan Presiden saat berada di Istana Gedung Agung, Yogyakarta, Rabu (1/1/2020).
Presiden Jokowi mengimbau kepada warga untuk berhati-hati dalam menghadapi datangnya musim hujan yang berpotensi banjir di sejumlah daerah.
Presiden juga berpesan agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah bekerja sama dalam menaggulangi bencana, terutama urusan banjir.
“Jadi BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), pemerintah provinsi, Basarnas, semuanya harus segera bergerak bersama-sama untuk memberikan rasa aman, memberikan keselamatan kepada warga yang terkena bencana banjir. Itu yang pertama,” jelas Presiden, dikutip situs Setkab.go.id.
Selain itu, Jokowi juga berharap agar fasilitas umum yang terdampak banjir agar segera dilakukan normalisasi.
Puncak Hujan Februari-Maret
BMKG menjelaskan bahwa saat ini wilayah Pulau Jawa serta Bali telah memasuki musim penghujan.
Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengatakan, puncak musim hujan akan terjadi pada bulan Februari hingga Maret 2020.
"Puncak musim hujan kita prediksikan pada periode Februari-Maret," tutur Miming saat diwawancara KompasTV, Rabu (1/1/2020) sore.
Namun demikian, dikatakan Miming, curah hujan pada bulan Januari nanti juga cukup potensial tinggi.
"Dan ini tentunya kondisi curah hujan ekstrem masih cukup potensial dari bulan januari kemduian bulan februari lalu Maret sebagai puncak musim hujan yang harus diwaspadai," terangnya.
Artinya bahwa kejadian hujan dengan intensitas lebat itu akan lebih sering terjadi pada hari-hari di bulan tersebut.
"Jadi antara periode antara bulan februari hingga maret kejadian hujan lebat akan lebih sering terjadi," jelas Miming.
(Tribunnews.com/Tio)