TRIBUNNEWS.COM - Ahli Tata Kota, Yayat Supriyatna menyebut daerah Kelurahan Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur memang rawan terjadi banjir.
Hal ini disebabkan karena topografi atau kondisi dataran di Cipinang Melayu yang cenderung lebih rendah dibanding daerah sekitarnya.
Maka dari itu, Yayat menyebut wilayah Cipinang Melayu sebenarnya kurang layak untuk dijadikan tempat tinggal.
Dilansir Tribunnews.com, hal ini diungkapkan Yayat dalam tayangan Breaking News unggahan YouTube Talk Show tvOne, Rabu (1/1/2020).
Yayat menjelaskan di ada beberapa wilayah di Jakarta yang memang sudah tak bisa lepas dari banjir, seperti Cipinang Melayu.
Sehingga kewaspadaan penduduk yang tinggal di wilayah tersebut harus ditingkatkan.
"Artinya, kewaspadaan ditingkatkan, apalagi bagi daerah-daerah di Jakarta ini ada 82 titik RW loh yang sebetulnya kondisi topografinya itu sudah sulit untuk katakanlah lepas dari banjir," terang Yayat.
"Seperti di Cipinang Melayu," sambungnya.
Yayat menyebut kondisi dataran Cipinang Melayu memang terlalu rendah, ditambah ada sungai di wilayah itu.
"Cipinang Melayu itu rendah sekali dia. Dekat kali Cipinang, kemudian itu (daerah sekitarnya) cukup tinggi hampir 4 meter," jelas Yayat.
Yayat yang sudah beberapa kali meninjau langsung wilayah tersebut menyimpulkan Cipinang Melayu kurang pas untuk dijadikan tempat tinggal.
"Saya sudah beberapa kali ke sana melihat. Memang lokasi ini kalau untuk tempat tinggal agak kurang pas lah ya," ujar Yayat.
Yayat menyebut warga yang tinggal di Cipinang Melayu memang harus ada usaha lebih untuk menangani banjir.
Namun, hal ini dirasa masih sulit lantaran kondisi topografinya, meskipun sudah menggunakan pompa air.