"Prioritas untuk dievakuasi, balita, lansia, perempuan," ungkapnya.
Menurutnya, untuk kebutuhan makanan bagi balita dan lainnya juga sudah disediakan di lokasi pengungsian.
"Tentunya makanan balita di beberapa titik kita drop, juga popok dan obat-obatan," jelas Juliari.
Sementara itu, hingga Kamis (2/1/2020) pagi, tercatat 542 warga Kampung Pulo mengungsi ke Rusunawa Jatinegara, Jakarta Timur.
Para pengungsi mulai mendatangi posko pengungsian sejak Rabu (1/1/2020) dini hari.
Jumlah pengungsi diperkirakan bertambah karena masih ada beberapa orang yang terjebak di rumahnya.
Sebagian besar pengungsi, menurut seorang warga bernama Rani, membutuhkan bantuan makanan dan logistik untuk balita.
Ia mengatakan, bantuan yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah pengungsi di Rusunawa Jatinegara.
"Jumlah warga (pengungsi) lebih banyak sedangkan bantuan yang masuk masih minim," katanya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (2/1/2020).
"Balita tidak bisa makan (makanan orang) dewasa, khawatir diare," ungkapnya.
"Makanan balita, susu dan pampers itu yang kita butuhkan saat ini," tambah Rani.
Dikutip dari Kompas.com, Juliari sudah memberikan santunan kematian kepada ahli waris korban tewas akibat bencana banjir di kawasan Jakarta dan sekitarnya.
Santunan kematian itu diberikan secara simbolis, kepada satu ahli waris di posko pengungsian Masjid Universitas Borobudur, Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur pada Kamis (2/1/2020).
"Nanti kita upayakan yang terbaik. Untuk korban meninggal, kita berikan santunan terhadap ahli warisnya sebesar Rp 15 juta per korban (meninggal dunia)," kata Juliari.